Jakarta, Kompas
Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Gatot Mudiantoro Suwondo kepada wartawan menyampaikan, untuk kebutuhan infrastruktur di Sumatera saja BNI menyiapkan Rp 10 triliun. ”Pada dasarnya kami siap mendanai infrastruktur dalam negeri,” kata Gatot, di Jakarta, Selasa (16/10).
Beberapa waktu lalu, BNI menandatangani kerja sama penyaluran kredit dengan PT Hutama Karya untuk pembangunan jalan raya di sekitar ruas Kuala Namu, Sumatera Utara. Selanjutnya, BNI akan membahas rencana pengembangan infrastruktur di sekitar wilayah itu dengan PT Hutama Karya sebelum melangkah ke proyek selanjutnya.
Dana Rp 90 triliun itu digunakan untuk proyek infrastruktur selama beberapa tahun. Umumnya kredit itu akan diberikan BNI bersama-sama bank lain atau secara sindikasi.
Direktur Perbankan Bisnis (Business Banking) BNI Krishna Suparto menambahkan, kredit untuk infrastruktur itu umumnya berjangka waktu panjang. Paling singkat lima tahun.
Untuk kelistrikan sudah ada komitmen sebesar Rp 20 triliun. Setengahnya untuk program 10.000 megawatt yang digagas pemerintah. Saat ini, sekitar Rp 12 triliun sudah dicairkan atau ditarik.
Untuk transportasi, antara lain kereta api, komitmen kredit sebesar Rp 7,5 triliun. Sebesar Rp 5 triliun di antaranya sudah ditarik. Untuk telekomunikasi, jumlah kredit yang sudah komitmen dengan BNI Rp 8 triliun. Yang dicairkan hingga Agustus lalu sebesar Rp 5 triliun. ”Untuk jalan tol komitmennya sebesar Rp 6 triliun, baru dipakai Rp 2 triliun,” ujar Krishna.
Kemarin Gatot memaparkan hasil pertemuannya dengan 40 pimpinan regional bank di Jepang, beberapa waktu lalu. Bank regional itu sekelas dengan bank pembangunan daerah.
BNI bekerja sama dengan 42 bank regional Jepang. Umumnya bank-bank ini memiliki nasabah kelas medium yang sudah dan siap berelokasi ke Indonesia. Bank regional Jepang ini khawatir jika nasabahnya yang masuk ke Indonesia ”diambil” oleh bank besar yang ada di Indonesia.