Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Konflik Dua Raksasa Asia...

Kompas.com - 25/10/2012, 07:56 WIB
Anastasia Joice

Penulis

Apalagi efek pembelian pulau Senkaku oleh Jepang dengan maksud mendominasi China secara politis dan militer kontan telah melukai kedaulatan China. Bahkan, tak dapat dipungkiri bahwa negara dengan perekonomian terbesar kedua dunia itu bakal memberikan perlawanannya akibat perlakuan negara pimpinan Perdana Menteri Noda. Memang, risiko perang militer belum mulai nampak. Namun demikian, efek konflik teritori antara dua negara penting kawasan Asia tersebut bisa menjadi memperparah lambatnya laju pemulihan ekonomi global.

Aksi menentang tindakan Jepang itu pun ditengarai memicu China menggerakkan kapal-kapal milik pemerintahannya di perairan sekitar Kepulauan Senkaku dalam beberapa bulan terakhir ini. Padahal di zona itu, pasukan Jepang telah bersiaga dengan persenjataan lengkap. Meskipun, frekuensinya tidak berada dalam hitungan waktu yang berkelanjutan.

Dorongan dilakukannya perundingan damai di perairan Laut China Selatan pun kontan dicetuskan oleh berbagai pihak, termasuk Indonesia. Semuanya adalah demi mendukung penyelesaian masalah yang sangat mungkin bisa membahayakan perekonomian Asia, dan bahkan dunia. Walaupun, langkah damai yang diharapkan itu tak akan dihasilkan layaknya semudah membalikkan telapak tangan. Mengingat, kedua belah pihak sama-sama bersikeras berpegang teguh bahwa negaranya-lah yang paling benar.

Oleh karena itu, dibutuhkan mediator yang memiliki pengaruh dan berkuatan besar untuk dapat menjadi penengah yang adil atas masalah kedua raksasa di Asia itu. Meski, sumber penyelesaian konflik zona Asia sangat tergantung pada internal China dan Jepang sendiri.

Harapannya, solusi terbaik bakal mampu dicapai menjelang tutup tahun 2012, hingga lembaran berikutnya di tahun mendatang pun menjanjikan semangat baru buat semua pihak. Bukannya kekhawatiran terhadap peluang terjadinya hal-hal buruk berikutnya. Semoga saja… (Apressyanti Senthaury – BNI Treasury Analyst)
*Tulisan ini adalah pendapat pribadi penulis.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com