Jakarta, Kompas
Wakil Presiden Boediono
Indo Defence berlangsung hingga Sabtu (10/11) diikuti 600 perusahaan dari 50 negara. Negara peserta itu antara lain Amerika Serikat, Rusia, Jerman, Belanda, Ukraina, Belgia, Jepang, Australia, Azerbaijan, Afrika Selatan, Belarus, Brunei, Filipina, Finlandia, India, Kroasia, Korea Selatan, Norwegia, Portugal, Ceko, Singapura, Slovakia, Taiwan, Turki, Yunani, China, Brasil, Kongo, Qatar, Ekuador, Iran, Kamboja, Malaysia, Thailand,
Perbandingan belanja militer Indonesia terhadap produk domestik bruto berkisar 0,7 persen. Angka itu, menurut Boediono, masih sangat kecil dibanding AS yang mencapai 4,7 persen ataupun Arab Saudi yang mencapai 10 persen. Pemerintah pun berkomitmen meningkatkan terus belanja pertahanan hingga mencapai kekuatan dasar minimal.
”Bagi Indonesia, kegiatan ini merupakan langkah untuk memperkuat industri pertahanan dan keamanan di Indonesia,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.