Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Tidak Hanya Bunga

Kompas.com - 19/11/2012, 02:59 WIB

Bandung, Kompas - Bank Indonesia dalam menciptakan kinerja moneter yang efektif dan efisien, terutama berkaitan dengan stabilisasi harga (inflasi), kini menerapkan pendekatan baru berupa bauran kebijakan moneter dan makroprudensial. Penerapan kebijakan bauran ini ternyata efektif dan efisien dalam menciptakan kinerja moneter yang memadai.

Direktur Eksekutif Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo kepada wartawan, di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (17/11), menjelaskan, kebijakan moneter untuk stabilisasi harga atau inflasi tidak bisa lagi bergantung pada kebijakan suku bunga. ”Tidak selalu efektif dan efisien. Di samping itu, ada dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Suku bunga yang dinaikkan tinggi untuk menghambat inflasi akan membuat pertumbuhan ekonomi tertekan. Ada output yang lebih restriktif. Lebih mahal,” ujar Perry.

Menurut Perry, ada dampak yang secara merata berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Semua ini, ujar Perry, karena ketidaksempurnaan pasar keuangan yang menyebabkan transmisi suku bunga tidak selalu efektif pengaruhnya pada pertumbuhan perekonomian.

Berkenaan dengan itu, BI melakukan pendekatan baru berupa penerapan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial. Kebijakan ini, kata Perry, dengan mengoptimalkan lima instrumen kebijakan, yakni suku bunga, nilai tukar, pengendalian arus modal asing, kebijakan makroprudensial terhadap sektor keuangan, dan komunikasi kebijakan.

”Penerapan kebijakan ini sebenarnya sudah dilakukan dalam tiga episode sejak tahun 2010 sampai sekarang. Kinerja moneter yang tercipta cukup baik dan mampu mendukung ketahanan perekonomian nasional dari dampak krisis global,” ujar Perry.

Dampak kebijakan

Perry menjelaskan, terbukti tingkat inflasi 4,5 persen, nilai tukar rupiah juga masih dalam level yang mendukung fundamen ekonomi dengan tingkat pertumbuhan 6,3 persen. Defisit transaksi berjalan terus turun dan diperkirakan pada triwulan IV-2012 (Q4) menjadi 2,2 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sebelumnya, pada triwulan III-2012 (Q3) defisit transaksi berjalan 2,4 persen dari PDB. Tahun depan, yaitu pada triwulan I-2013 (Q1), defisit transaksi berjalan diperkirakan menjadi sekitar 2 persen dari PDB.

Nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamen ekonomi juga mulai terlihat hasilnya. Menurut Perry, nilai tukar yang agak melemah ini berhasil mendorong ekspor dan menekan impor. Neraca pembayaran yang sebelumnya defisit, kini surplus pada triwulan III-2012 (Q3) sudah 894 juta dollar AS, triwulan IV-2012 (Q4) diperkirakan mencapai 1,9 miliar dollar AS, dan tahun depan pada triwulan I (Q1) diharapkan 2,8 miliar dollar AS.

Kebijakan BI berupa pencatatan devisa hasil ekspor juga berhasil menarik devisa ke dalam sistem keuangan dalam negeri. Menurut Perry, pada tahun 2011 hanya 81,1 persen devisa hasil ekspor yang masuk. Kini sudah meningkat menjadi 84,7 persen. Pada September lalu bahkan sudah 85,9 persen. Berarti dari hasil ekspor sebesar 45,6 miliar dollar AS, sekitar 32,4 miliar dollar AS masuk.

Ekonom Universitas Gadjah Mada, A Tony Prasetiantono, mendukung langkah bauran kebijakan BI ini. ”Saat ini BI tidak mungkin lagi hanya mengandalkan kebijakan suku bunga. BI Rate sulit diturunkan lagi karena berisiko membuat rupiah melemah,” ujar Tony. (PPG/IDR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com