Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Tidak Ada Penambahan Kuota BBM Bersubsidi

Kompas.com - 27/11/2012, 16:44 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Aziz mengatakan, pemerintah sudah tidak bisa lagi meminta penambahan jatah kuota BBM bersubsidi dari 44,04 juta KL menjadi 45,24 juta KL di 2012. Sebab, pemerintah sudah memutuskan untuk hanya menyetujui penggunaan BBM bersubsidi sebesar 44,04 juta KL di 2012.

"Pemerintah sudah tidak bisa lagi mengajukan, itu sudah mentok. Kalau sudah habis, ya sudah tidak ada lagi," kata Harry di Komisi XI DPR Jakarta, Selasa (27/11/2012).

Menurut Harry, tahun lalu pemerintah sudah merealisasikan BBM bersubsidi mencapai 41,7 juta KL atau 3 persen di atas kuota yang ditetapkan sebesar 40,4 juta KL. Lantas pemerintah pun meminta persetujuan DPR untuk meminta tambahan BBM bersubsidi hingga menjadi 44,04 juta KL.

Sebenarnya, Pertamina sempat memproyeksi kebutuhan kuota BBM hingga akhir tahun sebesar 45,24 juta KL. Namun DPR sudah memutuskan untuk hanya menambah kuota BBM bersubsidi hingga 44,04 juta KL.

"Kalau tidak ada dalam APBN-Perubahan, maka pemerintah sudah tidak bisa mengajukan penambahan lagi. Kalau mereka mau mengajukan lagi, itu bisa saja, tapi harus mengajukan APBN Perubahan kedua," tambahnya.

Masalahnya, saat ini sudah di bulan November dan sebentar lagi bulan Desember 2012. Itu berarti sudah berada di ambang batas APBN 2012. "Kalau mengajukan sekarang, waktunya sudah tidak mungkin lagi. Kan APBN P sudah diketuk (diputuskan) kemarin. Begitu juga dengan APBN Perubahan untuk 2013," jelasnya.

Sekadar catatan, Pertamina memprediksi kuota BBM bersubsidi yang sudah dipatok pemerintah akan ludes sebelum akhir tahun. Bahkan solar dan premium di DKI Jakarta akan habis akhir bulan ini.

Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menjelaskan jatah atau kuota solar subsidi untuk DKI Jakarta bakal habis pada 30 November 2012. Sementara untuk bensin premium subsidi akan habis pada 19 Desember 2012. Lantas,

Pertamina akan meminta izin DPR menambah kuota BBM subsidi sebesar 1,227 juta KL dengan rincian 427.000 KL premium dan 800.000 KL solar. Penambahan kuota itu disebabkan karena jatah kuota BBM subsidi 43,88 juta KL akan habis sebelum akhir tahun.

Pertamina sendiri telah memproyeksi kuota BBM yang telah disampaikan di APBN 2012 sebesar 45,24 juta KL dari kuota saat ini sebesar 44,04 juta KL.

Baca juga:
Hari Tanpa BBM Bersubsidi Batal
19 Desember, Jatah Premium di Jakarta Habis

Pertamina: SPBU Tak Jual BBM Bersubsidi Masih Sebatas Rencana
2 Desember, SPBU Tak Jual BBM Bersubsidi
BBM Subsidi Akan Dibatasi Rp 100 Ribu Per Hari?

Ikuti artikel terkait di Topik SUBSIDI UNTUK ORANG KAYA?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

    Whats New
    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

    Spend Smart
    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

    Spend Smart
    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

    Work Smart
    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

    Whats New
    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

    Whats New
    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

    Whats New
    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

    Whats New
    [POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    [POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

    Whats New
    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

    Spend Smart
    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

    Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

    Whats New
    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

    Whats New
    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

    Whats New
    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

    Whats New
    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com