”Kami tetap konsisten. Beri kesempatan kepada kami, bangsa Indonesia, untuk mencapai swasembada daging sapi di tahun 2014. Berbagai langkah harus dilakukan,” kata Rusman.
Langkah-langkah itu di antaranya revitalisasi rumah pemotongan hewan (RPH) dan membuatnya menjadi lebih modern. Ke depan, penjualan sapi hidup harus beralih menjadi penjualan daging sapi beku. Tentunya hal itu harus didukung infrastruktur yang memadai, termasuk cold storage (ruang pendingin) dan mobil berpendingin. Tahun 2013, ada 58 RPH yang direvitalisasi.
Gubernur Jateng Bibit Waluyo berharap RPH modern dapat segera diwujudkan. Sebab, jika peternak dari Jateng menjual daging sapi, akan ada banyak lapangan kerja tercipta. Semua bagian dari sapi yang dipotong dapat dimanfaatkan, mulai daging, tulang, kulit, hingga kotorannya.
Jateng memiliki empat RPH yang masih konservatif. Populasi sapi potong di Jateng mencapai 2,25 juta ekor dan meningkat rata-rata 7 persen per tahun. Diharapkan pada tahun 2014 populasi sapi potong mencapai 2,5 juta ekor. Untuk itu, program inseminasi terus digencarkan.
Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Fadli Zon meminta dilakukan pembatalan rencana ekspor sampel darah ribuan sapi bali. Saat ini uji sampel darah ribuan sapi bali dilakukan di Balai Veteriner Denpasar, yang disinyalir untuk tujuan ekspor ke Malaysia.
”Kita sedang berupaya keras untuk swasembada daging sapi, kok sempat-sempatnya ada pikiran mengekspor sapi bali ke Malaysia,” tutur Fadli Zon.