Vientiane, Kompas
Terkait lalu lintas wisatawan ASEAN, isu konektivitas menjadi bahasan penting dalam Forum Pariwisata ASEAN (ATF) seperti dilaporkan wartawan Kompas
Semakin baik konektivitas ASEAN, semakin besar pula lalu lintas wisatawan di ASEAN. ”Dalam pertemuan tadi, menteri pariwisata ASEAN juga membahas Protokol nomor 2 tentang hak pertukaran lalu lintas udara di antara negara-negara ASEAN dan China,” ujar Menteri Informasi, Budaya, dan Pariwisata Laos Bongsekram Vongdara.
Dengan adanya kerja sama tersebut, tercipta fleksibilitas transportasi udara antara kota- kota di ASEAN dan China. Adapun Jepang masih berupaya memperluas konektivitas udaranya dengan setiap negara ASEAN. Kerja sama serupa dengan Korea Selatan masih dalam tahap awal.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon berbagi pengalaman membuat visa bersama dengan Thailand untuk pengunjung dari negara non-ASEAN.
”Hal ini mempermudah wisatawan,” ujarnya. Dengan kemudahan ini, jumlah wisatawan yang masuk ke Kamboja juga bertambah banyak.
Adapun visa bersama ASEAN masih dibahas Kelompok Kerja. Hal yang dipertimbangkan antara lain keuntungan dan kerugian visa bersama ASEAN serta dampaknya terhadap industri pariwisata.
”Konektivitas memang sangat penting. Kita selalu berpegang pada rencana induk konektivitas. Pembangunan infrastruktur seperti jalur kereta api untuk menghubungkan daerah yang belum tersambung terus dilakukan. Semakin baik infrastruktur ini, semakin banyak orang yang datang,” ujar Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh.
Selain membangun konektivitas sesama negara ASEAN, konektivitas dengan tiga negara mitra, yaitu China, Korea, dan Jepang, juga ditingkatkan. Kerangka kerja sama dengan ketiga negara itu sedang dalam tahap finalisasi.
Salah satu kerja sama yang kemarin diresmikan adalah peluncuran situs tentang pariwisata bersama India dan ASEAN.