Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Optimisme di Kota Kecil

Kompas.com - 18/02/2013, 10:13 WIB

KOMPAS.com - Ada yang menarik dari pergerakan Garuda Indonesia, beberapa bulan terakhir. Salah satu penerbangan terbaik di dunia ini tidak lagi hanya menyinggahi kota-kota besar dan sedang, tetapi datang pula ke kota-kota lebih kecil. Langkah baru dilakukan karena Garuda ingin memberikan tambahan perhatian di jalur domestik dan bersiap dengan program ”lompatan kuantum”.

Untuk memenuhi lompatan baru ini, Garuda menggunakan pesawat berukuran lebih kecil, yakni pesawat Bombardier CRJ 1000. Pesawat jet buatan Kanada dengan kapasitas 96 penumpang ini termasuk istimewa. Ia ramping, relatif tidak berisik. Kota yang disinggahi di antaranya Manado, Gorontalo, Mamuju, Kendari, Ternate, Tarakan, Berau, Palu, Sorong, dan Manokwari.

Kehadiran pesawat ini akan mengurangi beban Jakarta dan daerah. Beberapa kota yang akan disinggahi tidak lagi menjadikan Jakarta sebagai titik pusat, tetapi sudah bisa terbang antardaerah. Pesawat ini diharapkan menjadi ”jembatan” antarkota kecil yang efektif.

Banyak hal bisa dilihat dari langkah ini. Di antaranya, Garuda enggan dikesankan sebagai maskapai ”untuk orang di kota besar dan sedang saja”. Ia ingin mendarat juga ke kota-kota kecil seperti Berau, Tarakan, dan Mamuju. Garuda pun hendak lebih menyiapkan armadanya menyambut liberalisasi angkutan udara dalam apa yang disebut ASEAN Open Sky. Rencana itu diharapkan efektif tahun 2015. Garuda diharapkan memimpin di depan. Bisa diduga apa yang akan terjadi kalau Garuda dan maskapai Indonesia lainnya tidak menyiapkan diri.

Hal lain yang menarik disimak, ada kesan Garuda juga gerah dengan gerak maju Lion Air yang kini menguasai 41 persen pangsa domestik. Garuda ”hanya” menguasai 23 persen. Setidaknya Garuda hendak bergerak maju dan meraih pangsa domestik lebih besar, yakni 30-35 persen. Maskapai yang acap menerima penghargaan ini agaknya tidak hanya mengejar kualitas produk, atau layanan kelas satu, tetapi juga jumlah penumpang yang diangkut. Maka, beberapa kota yang dahulu tidak dilirik, seperti Mamuju (Sulawesi Barat) dan Berau (Kalimantan Timur), kini dilirik.

Vice President Eastern Indonesia Region Garuda Indonesia Rosyinah, pekan lalu, menyatakan, pesawat CRJ 1000 ini memberikan asa dan ruang gerak baru. Kursi pesawat yang terisi rata-rata lebih dari 80 persen. Menurut Rosyinah, brand Garuda yang kuat, serta naiknya jumlah warga Indonesia yang berpendapatan menengah, membuat pesawat jet CRJ 1000 menjadi salah satu pilihan warga.

Alangkah idealnya kalau Garuda, juga maskapai lain, melakukan ekspansi jauh lebih dalam sekaligus menghidupkan optimisme lebih besar di kalangan warga di kota-kota kecil. Warga di pelbagai kota kecil merasa mempunyai tanah air yang sama dengan warga di kota-kota besar. Mereka kerap melontarkan pertanyaan, mengapa warga di kota-kota besar terkesan lebih dilayani dibandingkan dengan warga di kota kecil.

Pelayanan hingga ke kota kecil membuat pergerakan dan pertumbuhan ekonomi otomatis akan lebih bergairah dan lebih cepat. Penggunaan waktu pun jauh lebih efisien. (Abun Sanda)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com