Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Aksi Konkret Menata Pasar

Kompas.com - 25/02/2013, 03:01 WIB

Jakarta, Kompas - Penataan pasar hortikultura dalam negeri tidak cukup hanya dengan pengaturan impor komoditas hortikultura seperti buah, sayur, dan komoditas biofarmaka. Harus ada rencana aksi konkret yang melibatkan semua pemangku kepentingan.

Menurut Ketua Dewan Hortikultura Nasional Benny A Kusbini, Minggu (24/2), di Cianjur, Jawa Barat, prospek bisnis industri hortikultura besar. Saat ini saja nilai perdagangan komoditas hortikultura nasional diperkirakan mencapai 11,3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 107 triliun.

Dari nilai perdagangan itu, sekitar 1,7 miliar dollar AS atau 15 persennya merupakan produk impor. Kalau industri hortikultura dikembangkan dengan sungguh-sungguh sampai pada produk hilir dan pasar ekspor, nilai perdagangannya bisa tumbuh hingga Rp 200 triliun per tahun.

Dengan nilai perdagangan sebesar itu, subsektor hortikultura bisa menjadi salah satu penggerak ekonomi nasional. Dengan catatan harus ada rencana aksi dan langkah konkret untuk mengembangkannya, dengan koordinasi yang baik di antara para pemangku kepentingan.

Benny mengatakan, semua sudah tahu dan menyadari kualitas benih hortikultura harus ditingkatkan. Begitu pula dengan kualitas produknya. Infrastruktur dasar seperti jaringan irigasi, jalan, dan air bersih juga masih harus diperbaiki.

Begitu pula dengan arus distribusi barang, yang harus berpihak pada sektor pertanian. Benny mencontohkan biaya transportasi untuk komoditas hortikultura dari pusat produksi ke konsumsi mahal.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Haryono mengatakan, di Indonesia terdapat 300 jenis komoditas hortikultura dalam bentuk buah, sayur-mayur, dan biofarmaka.

Dari 300 jenis hortikultura tersebut, baru 90 jenis saja yang diperdagangkan. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com