Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redenominasi, Kini Giliran Indonesia

Kompas.com - 26/02/2013, 03:22 WIB

Semua pihak, pemerintah, BI, dan akademisi, diharapkan bisa memberikan sosialisasi menyeluruh. ”Apalagi mahasiswa yang mempunyai akses luas bisa membantu sosialisasi itu. BI juga bisa masuk kampus, lewat jalur pendidikan, agar tak ada kesalahan interpretasi di masyarakat,” katanya.

Setelah sosialisasi, menurut Destry, diperlukan waktu sekitar setahun untuk membiasakan masyarakat dengan nilai uang yang baru. ”Tahap pertama, harga yang dicantumkan ada dua, yaitu nilai uang yang lama dan baru. Setelah setahun, baru mulai praktik sederhana dengan hanya mencantumkan nilai uang baru. Penyederhanaan nilai mata uang ini hanya mengubah cara berpikir kita,” katanya.

Proses redenominasi, kata Destry, akan berhasil bila memenuhi beberapa syarat. Pemerintah harus memantau harga-harga barang, jangan sampai harga barang naik atau dibulatkan ke atas. Misalnya harga suatu barang Rp 10.000, setelah redenominasi menjadi Rp 10, lalu ada pihak yang menaikkan harga satu poin menjadi Rp 11. Perubahan harga itu akan terasa karena satu poin nilainya Rp 1.000.

Meski sepertinya rumit, redenominasi bermanfaat agar lebih efisien dalam penghitungan uang.

Apakah redenominasi akan berhasil di Indonesia? Kita tunggu tanggal mainnya.... (IDA SETYORINI/SUSIE BERINDRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com