”Dengan ekspor membaik, diiringi turunnya impor, transaksi berjalan akan membaik. Jauh lebih baik daripada transaksi berjalan berjalan triwulan IV-2012,” katanya.
Pada triwulan IV-2012, defisit transaksi berjalan mencapai 7,8 miliar dollar AS atau 3,6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka defisit ini lebih besar dibandingkan triwulan III-2012 sebesar 5,3 miliar dollar AS atau 2,4 persen dari PDB.
Juda Agung memaparkan, optimisme membaiknya transaksi berjalan triwulan I-2013 itu akibat kondisi ekspor yang mulai membaik pada Januari 2013. Pertumbuhan ekspor ke China yang negatif pada Desember 2012 menjadi 10 persen pada Januari 2013.
Ekspor ke AS juga tumbuh menjadi dua angka pada Januari 2013. Adapun ekspor ke India tercatat tumbuh 16 persen per Januari 2013.
Ekonom Citi wilayah Asia Pasifik, Helmi Arman, mengungkapkan, data transaksi perdagangan yang membaik diperkirakan akan memperbaiki defisit transaksi berjalan. Sebagaimana diperkirakan sebelumnya oleh Citi, defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2013 sekitar 6,1 miliar dollar AS.
Perihal nilai tukar, Citi memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam tiga bulanan sekitar Rp 9.750 per dollar AS. Adapun untuk 6-12 bulanan, nilai tukar rupiah sekitar Rp 9.800 per dollar AS.
”Sedikit membaik karena mengikuti langkah BI menjaga cadangan devisa dan menjaga kesediaan likuiditas di pasar valas,” kata Helmi.