Jakarta Kompas
”Keputusan ini memang akan berdampak pada industri sepeda motor, terutama untuk konsumen dari masyarakat kelas menengah ke bawah yang jumlahnya sangat tinggi. Tapi, untuk Honda dampaknya tidak akan besar. Produk baru kami ini menyasar kelompok menengah ke atas yang selama ini peminat terhadap teknologi injeksi tinggi. Targetnya dalam sebulan bisa terjual sebanyak 25.000 unit,” kata Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor Johannes Loman saat meluncurkan produk sepeda motor terbaru, Honda Vario 125 CBS Idling Stop, di Jakarta, Rabu (20/3).
PT Astra Honda Motor berkomitmen untuk fokus pada pengembangan sepeda motor berteknologi injeksi. Hal itu dilakukan untuk mendukung rencana Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan standar emisi gas buang Euro-3.
Euro-3 adalah standar emisi kendaraan bermotor di Eropa yang juga diadopsi oleh beberapa negara di dunia. Euro mensyaratkan, kendaraan yang baru diproduksi harus memiliki kadar gas buang berada di bawah ambang tertentu. Indonesia sendiri menurut rencana memberlakukan standar itu per 1 Agustus 2013.
Johannes mengatakan, sejak tahun 2011 hingga Februari 2013, Honda sudah mengeluarkan 10 produk motor berteknologi injeksi. Semua produk tersebut telah melalui serangkaian pengujian, selain hemat bahan bakar, juga memiliki gas emisi buang terendah.
Oleh karena itu, ia menargetkan, semua produk motor mereka yang akan beralih dari sistem karburator ke injeksi bisa tuntas tahun 2014. Teknologi Idling Stop System (ISS) pada produk terbaru mereka juga lebih ramah lingkungan dan lebih hemat bahan bakar 7 persen dari varian berteknologi PGM-FI non-ISS, bahkan lebih hemat 37 persen daripada varian tipe karburator.
”Sesuai komitmen kami secara bertahap mengubah dan menerapkan sistem injeksi ke semua motor,” ujarnya.