Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Investasi Bodong Tak Ganggu Bisnis Emas Bank

Kompas.com - 22/03/2013, 10:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penipuan investasi emas tidak berdampak ke bisnis emas bank syariah. Bahkan, kasus yang merebak setahun terakhir itu justru mendatangkan berkah bagi bank pemilik layanan ini.

BNI Syariah misalnya. Manajemen anak usaha Bank BNI ini mengaku kasus investasi bodong tidak berdampak apa-apa. "Malah, nasabah  mencari tempat yang aman, terutama di bank syariah," ujar Imam Teguh Saptono, Direktur Bisnis BNI Syariah.

Menurut dia, dengan terungkapnya penipuan itu, masyarakat belajar dari pengalaman. Mereka semakin peka jika ada tawaran emas yang mampu memberikan return tetap setiap bulan.

"Lagipula, harga emas seperti di GITS lebih tinggi. Sementara kami tidak ada skema semacam itu. Nyicil, ya, nyicil saja sesuai dengan harga emas hari pertama pembelian," jelas Imam.

Berkaca pada situasi itu, manajemen semakin optimistis, target tahun ini tercapai. BNI Syariah menargetkan mampu menjual emas senilai Rp 300 miliar. Adapun realisasi saat ini Rp 17 miliar. Terbilang kecil, memang. Maklum, pembiayaan emas atawa murabahah BNI Syariah baru meluncur tiga minggu lalu.

Manajemen mengklaim, bisnis ini berisiko kecil. Soalnya, investasi emas bersifat jangka panjang. Paling pendek hanya dua tahun. Tenor pendek menyulitkan gerak-gerik spekulan yang sering 'keluar masuk' demi keuntungan instan. "Jadi ini murni investasi, bukan spekulasi," tukas imam.

Sekadar informasi, manajemen membatasi pembiayaan emas maksimal Rp 150 juta, sesuai peraturan Bank Indonesia (BI). Selama ini, yang paling laris adalah emas 10 gram, 50 gram, dan 100 gram.

Bank Mega Syariah juga optimistis dengan bisnis emas. Bank syariah yang terafiliasi CT Corp ini menargetkan pembiayaan gadai emas tahun ini Rp 750 miliar. Adapun realisasi sepanjang 2012 berkisar Rp 450 miliar, naik 50% dibanding 2011. Jika dihitung hingga Februari lalu, outstanding gadai emas Rp 500 miliar.

Benny Witjaksono, Direktur Utama Mega Syariah, mengaku sempat galau dengan maraknya kasus wanprestasi emas. Tapi, manajemen langsung mengantisipasi dengan meningkatkan lagi kepercayaan nasabah. "Indikatornya bisa dilihat dari tidak adanya nasabah yang melakukan withdrawal (penarikan) besar - besaran," imbuh Benny.

Bank Syariah Mandiri (BSM), yang namanya sempat dicatut GTIS, menargetkan omzet gadai emas di 2013 naik 57,8 persen ke Rp 6 triliun. Untuk menggenjot omzet, BSM bekerjasama dengan PT Pos Indonesia. "Ini tentu berpotensi mempercepat pertumbuhan bisnis gadai BSM," ucap Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi, Kamis (21/3/2013).

Kerjasama ini juga untuk memperbaiki bisnis emas BSM yang sempat anjlok akibat aturan BI. Jika pada 2011 gadai emas meraih omzet sebesar Rp 12,5 triliun, pada 2012 produk ini hanya sanggup mengeruk Rp 3,8 triliun. Adapun outstanding di 2012 sebanyak Rp 1,4 triliun.  "Memang ada penurunan tapi ini membuat pertumbuhan lebih sehat karena tidak lagi spekulasi," ujar Yuslam Fauzi.

Tahun ini, BSM bakal membuka konter gadai emas di 50 outlet kantor pos.  Kemudian, pada tahun 2015 ada tambahan 100 outlet. "Potensi gadai emas di tahun 2015 mencapai Rp 300 triliun. Sedangkan saat ini baru terserap Rp 100 triliun," ujar dia. (Dessy Rosalina, Dityasa H Forddanta/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

    Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

    Whats New
    Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

    Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

    Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

    Earn Smart
    TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

    TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

    Whats New
    Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

    Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

    Whats New
    Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

    Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

    Whats New
    Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

    Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

    Whats New
    Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

    Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

    Whats New
    Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

    Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

    Whats New
    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Whats New
    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    Whats New
    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Whats New
    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Whats New
    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Whats New
    Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

    Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com