Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasir dan Gairah Beternak Lele Jumbo...

Kompas.com - 29/03/2013, 11:15 WIB
Kontributor Bireuen, Desi Safnita Saifan

Penulis

BIREUEN, KOMPAS.com - Awam baca tulis, tak menjadikan pria ini menyerah. Sebaliknya, hari-hari cerah dirintisnya dengan beternak lele jumbo yang tak hanya mendatangkan rezeki berlipat, ia pun dapat menularkan pengalaman dan teknik-teknik lewat bercerita.

"Maklum saya tak pandai baca tulis, jadi hanya menceritakan saja setiap memberi pelatihan," ungkap M. Nasir polos.

Ayah dua anak yang kini berusia 32 tahun ini mengaku profesi yang digeluti bersama seorang temannya itu memiliki pangsa pasar tersendiri. Tak hanya di Kabupaten Bireuen, pemasaran lele jumbo miliknya juga merambah ke kabupaten lain seperti Pidie, Banda Aceh hingga Meulaboh.

Tak kurang dari 500 meter persegi lahan yang ia manfaatkan untuk membuat penampungan pembesaran lele tersebut. Mulai usia 15 hari sampai dengan bulanan, serta satu penampungan untuk 50 ekor induk lele yang siap dikawinkan.

Kendati masih menyewa lahan untuk usahanya itu, M.Nasir yang berdomisili persis berhadapan dengan bak-bak penampungan di Desa Panton, Kecamatan Pandrah, Kabupaten Bireuen, itu selalu kebanjiran pembeli. "Ada saja perorangan maupun dari kantor yang membeli benih lele kemari, bahkan banyak yang mencari induknya," ujar ayah beranak dua ini.

Tak hanya lele, beberapa ikan air payau lain ia pelihara, sebut saja nila, mujair dan lele kampung. Untuk jenis terakhir ia mengaku sulit menjualnya karena tak mudah mendapatkan induk lele kampung tersebut sekarang ini.

Sementara, tentang benih, diakui Nasir dijualnya Rp 200 per ekor usia satu bulan, begitu seterusnya untuk benih berusia dua, tiga atau empat bulan ke atas. Begitupun, usia panen yang dihargai rendah dari pada pasaran membuatnya enggan menjual untuk konsumsi. "Agen membeli Rp 13.000 per kilogram, tapi di pasar harganya sampai Rp 20.000, lebih baik menjual benih atau induknya saja," ungkap Nasir tinggi.

Disebutkannya,  pemeliharaan benih yang jauh lebih susah sebanding dengan penghasilan yang ia peroleh setiap bulan. Omzet berkisar Rp25 juta- Rp30 juta per bulan, dipotong biaya pemeliharaan, umpan maupun kebutuhan lain-lain. Tak kurang dari setengah pendapatan bersih mampu dikantongi Nasir.

Namun tak selalu kondisi alam mendukung penghasilan mereka, sebagaimana beberapa bulan lalu tatkala banjir bandang menerjang kawasan pemukiman dan usaha ternak lele tersebut. Tak kurang Rp 30 juta kerugian ditaksir dari rusaknya tambak dan meluapnya ternak ikan di bak-bak penampungan.

Tak hanya itu, satu areal sedang yang berisi puluhan induk ikan lele jumbo itu ikut meluap, alhasil jutaan kerugian dialami Nasir. Bagaimana tidak, sepasang induk—laki-laki dan perempuan— memiliki nilai jual sampai dengan Rp300.000.

Begitupun, Nasir tak mengeluhkan kondisi di mana alam tak bersahabat. "Namanya juga musibah, di balik semua ini pasti ada hikmahnya, tinggal kita yang diberi cobaan bersabar dan berusaha lebih giat lagi," jelas lelaki berkulit legam itu.

Tak ada putus asa dalam kamus hidupnya, bagi Nasir perjalanan kehidupan yang ia lakoni sudah menempa keteguhan dan kekuatan niatnya untuk berusaha membahagiakan keluarganya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com