Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Myanmar Selidiki Kebakaran di Sekolah Muslim

Kompas.com - 03/04/2013, 15:40 WIB

YANGON, KOMPAS.com - Myanmar meluncurkan sebuah penyelidikan resmi terkait kebakaran di sebuah sekolah Muslim yang menewaskan 13 anak laki-laki, kata media pemerintah, Rabu (3/4), saat pihak berwenang berusaha meredakan kekhawatiran bahwa kebakaran itu terkait dengan kerusuhan sektraian.

Sebuah komisi beranggota tujuh orang didirikan untuk melakukan "penyelidikan atas kematian anak-anak muda" di kompleks masjid di Yangon, lapor media berbahasa Inggris, New Light of Myanmar, yang mengatakan kelompok itu akan mempresentasikan temuannya hari Jumat.

Kebakaran hari Selasa itu menyebarkan kekhawatiran di kalangan Muslim setempat bahwa komunitas mereka mungkin telah dijadikan sasaran menyusul serentetan pembunuhan antara kaum Buddhis dengan Muslim dan pembakaran yang menyebar di seluruh Myanmar tengah dalam beberapa pekan terakhir. Namun pihak berwenang menegaskan bahwa insiden itu merupakan kecelakaan tragis. Insiden itu dikatakan terjadi karena masalah listrik dan respon yang tidak memadai dari dua orang guru yang sedang tidur di sekolah itu ketika kebakaran terjadi itu.

"Kami telah menyerahkan bukti-bukti kepada komisi itu dan mereka akan terus menyelidiki kasus tersebut. Itu seharusnya mudah bagi mereka karena kami telah menemukan penyebabnya," kata Myint Aye, kepala polisi setempat, kepada AFP. Ia mengatakan, salah seorang guru sedang diintergoasi di dalam tahanan, sementara polisi masih mencari seorang pria yang lain. Media pemerintah menuduh pria yang ditahan itu telah menyebarkan rumor palsu bahwa kebakaran tersebut disengaja.

Sekitar 70 anak, beberapa merupakan anak yatim, sedang tidur di asrama sekolah itu ketika kebakaran terjadi. Pihak berwenang mengatakan, para korban meninggal karena mati lemas saat mereka tidak dapat melarikan diri karena jendela diberi jeruji.

Polisi dan tentara berpatroli di dekat masjid berwana biru dan madrasah yang hangus itu segera setelah kebakaran di tengah kekhawatiran bahwa insiden tersebut bisa memicu ketegangan agama lanjutan di negeri itu. Sejumlah petugas polisi masih ditempatkan di depan masjid dan di jalan-jalan di dekatnya pada Rabu tetapi situasinya tampak tenang, lapor kantor berita AFP.

Ratusan pelayat berdatangan ke pemakaman Muslim di pinggiran utara kota Yangon saat upacara penguburan mayat anak-anak itu pada Selasa sore. Banyak orang dalam kerumunan itu mengekspresikan kekhawatiran bahwa kebakaran telah disengaja.

Namun pemimpin Muslim lokal, Ye Naung Thein, yang semula mengemukakan kekhawatiran bahwa kebakaran itu mungkin disengaja, mengatakan ia percaya "seratus persen" pada pernyataan pihak berwenang lokal bahwa kebakaran itu kecelakaan. "Kami menerima komisi itu," katanya kepada AFP atas nama federasinya Myanmar Mawlwy, salah satu dari beberapa kelompok Muslim berpengaruh di Myanmar. "Semuanya wajar dan saya tidak berpikir ada penyebab eksternal. Ini karena kelemahan para guru masjid itu dalam merespon dengan cukup cepat alaram bahaya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com