Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JK Minta Pemerintah Tak Ragu Kurangi Subsidi BBM

Kompas.com - 18/04/2013, 17:33 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden RI periode 2004-2009 M Jusuf Kalla atau akrab disapa JK berharap pemerintah tidak ragu dalam mengambil kebijakan untuk mengurangi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM). Menurut JK, subsidi BBM yang digelontorkan pemerintah selama ini dipakai untuk hal yang tidak perlu.

"Kita pakai sumber ekonomi terbatas untuk yang tidak perlu. Tiap hari kita bicara subsidi BBM. Kenapa 20 persen kemampuan negara ini dihabiskan subsidi BBM yang tidak perlu? Kita harus bantu pemerintah supaya jangan ragu-ragu," kata JK saat berbicara di Indonesian Young Leaders Forum 2013 di Jakarta, Kamis (18/4/2013).

JK mengatakan, yang terpenting buat pemerintah dalam mengambil adalah kebijakan yang tepat, waktu tepat, dan cara menjelaskannya kepada masyarakat yang tepat. JK menyinggung keputusan pemerintah ketika ia masih menjadi wakil presiden, yakni menaikkan dua kali harga BBM dengan total 160 persen.

Ketika itu, lanjut JK, tidak ada penolakan dari rakyat. Namun, kata dia, mengapa ketika belakangan ini pemerintah akan menaikkan harga BBM sebesar 30 persen malah didemo? Menurut JK, perbedaannya hanya pada cara menjelaskannya.

"Tahun 2005 saya jelaskan begini, ada uang banyak, tapi kita pakai untuk subsidi orang kaya. Bagaimana kalau uangnya kita perbaiki jalan, sekolah, rumah sakit, pertanian. Tentu rakyat pilih itu. Kalau gitu, kita naikkan BBM, selesai. Jangan katakan kita tidak naikkan BBM bikin fiskal jeblok. Siapa yang ngerti di sini fiskal jeblok? Saya aja tidak ngerti fiskal jeblok," kata JK.

"Jadi, cara menjelaskannya dan waktu yang tepat. Dulu kita naikkan BBM 2 hari sebelum puasa. Kenapa sebelum puasa? Supaya orang tidak demo. Kedua, bulan puasa tidak pakai BBM banyak, tidak jalan-jalan. Jadi, caranya itu," pungkas politisi Partai Golkar itu.

Seperti diberitakan, pemerintah memberikan sinyal akan mengurangi subsidi BBM bagi pengguna mobil pribadi dengan menerapkan harga premium pada kisaran Rp 6.500 per liter. Sementara pengguna sepeda motor dan angkutan umum masih bisa membeli premium dengan harga Rp 4.500 per liter. Implementasi kebijakan tersebut diperkirakan paling cepat akhir April ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

    Info Lengkap Syarat dan Cara Membuka Tabungan BNI Haji

    Spend Smart
    Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

    Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

    Whats New
    Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

    Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

    Whats New
    Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

    Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

    Earn Smart
    TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

    TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

    Whats New
    Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

    Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

    Whats New
    Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

    Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

    Whats New
    Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

    Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

    Whats New
    Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

    Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

    Whats New
    Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

    Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

    Whats New
    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

    Whats New
    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

    Whats New
    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

    Whats New
    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

    Whats New
    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com