JAKARTA, KOMPAS.com — Rakyat sesungguhnya membutuhkan alasan yang sederhana atas rencana pemerintah yang ingin menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Tidak semua rakyat mengerti kalau diberikan penjelasan menyangkut jebloknya ketahanan fiskal.
"Mengapa 20 persen anggaran negara dihabiskan untuk subsidi BBM? Di situlah letaknya, kita harus membantu pemerintah untuk jangan ragu-ragu membawa sumber daya alam yang terbatas ini demi kebutuhan yang lebih baik di negeri ini. Sebenarnya, cara penjelasannya saja yang diperlukan untuk membuat rakyat memahami kenaikan BBM," ujar mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Indonesian Young Leaders Forum 2013 yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, di Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Tahun 2005, pemerintah menaikkan BBM subsidi sebanyak dua kali dengan total 160 persen. Kenaikan tersebut tidak direspons dengan demonstrasi. Saat ini, BBM subsidi hendak dinaikkan 30 persen saja demontrasi mulai bermunculan.
"Sungguh ironis. Dinaikkan 160 persen, tidak diprotes. Sekarang ini, hendak dinaikkan 30 persen saja langsung diprotes. Apa perbedaannya? Sesungguhnya hanya cara pemimpin menjelaskannya kepada rakyat," ujar Kalla.
Kalla menjelaskan, tahun 2005, dirinya menjelaskan ada uang negara begitu banyak. Lalu, uang ini dipergunakan untuk menyubsidi orang kaya. Lalu, diusulkanlah uang itu untuk digunakan memperbaiki jalan, rumah sakit, pertanian, dan sebagainya. Tentu, rakyat akan memilih perbaikan-perbaikan yang menyangkut hidup orang banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.