Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Impor Daging Sapi Jangan Dibuka Lebar

Kompas.com - 22/04/2013, 02:45 WIB

JEMBER, KOMPAS - Peternak sapi tidak bisa berbuat banyak jika pemerintah memaksa hendak mendatangkan sapi dari luar atau impor untuk memenuhi kebutuhan. Walaupun demikian, keran impor jangan dibuka lebar-lebar agar peternak dalam negeri tidak merugi dan merasa dilindungi.

Izin impor sapi atau daging sapi jangan hanya kepada sekelompok kecil pengusaha besar, tetapi sebaiknya diberikan secara merata kepada pemegang lisensi impor daging sapi. ”Jangan sampai kerugian yang diderita peternak tiga tahun lalu akan terulang lagi,” kata Erwan Agus, peternak, di Jember, Jawa Timur, Minggu (21/4).

Pekan lalu, pemerintah memutuskan melonggarkan impor daging untuk menurunkan harga daging sapi di pasaran. Pemerintah juga akan mendorong importir untuk memenuhi realisasi kuota impor.

Harga daging sapi mahal sebesar Rp 80.000–Rp 90.000 per kilogram bisa berdampak terhadap harga sapi bakalan atau pedet yang ikut naik. Jika harga pedet atau sapi bakalan naik, peternak berpotensi rugi dan bisa berhenti kerja.

Untuk proses penggemukan dibutuhkan sapi bakalan umur 2 tahun, setelah umur 3 atau 4 tahun dijual lagi kepada pembeli. Harga sapi timbang hidup, baik jual maupun beli, sama saja, yakni Rp 34.000–Rp 35.000 per kilogram.

Setiap hari biaya pakan terdiri dari konsentrat, rumput, dan katul berkisar Rp 30.000–Rp 32.000. Setiap hari bisa menambah beban berat sapi antara 0,9 dan 1,2 kilogram.

Bagi sebagian besar petani atau buruh tani, sapi sebagai tabungan untuk masa depan. ”Saya punya 6 ekor sapi, dan beberapa ekor lagi kami gadukan kepada orang lain,” kata Misra, warga Blok Labuhan Merak Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur.

Harga daging sapi di sejumlah pasar di Jakarta, seperti Pasar Kelapa Gading, Jakarta Utara; Pasar Pramuka, Jakarta Timur; dan Pasar Rumput, Jakarta Selatan; masih mahal akibat terbatasnya pasokan.

Harga daging sapi khas dalam atau tenderloin dijual dengan harga Rp 102.000-Rp 110.000 per kilogram. Adapun daging sapi khas luar atau sirloin dijual Rp 92.000-Rp 95.000 per kilogram. Daging sapi yang beredar di pasaran adalah daging sapi lokal, seperti dari Surabaya, Magetan, Probolinggo, Solo, dan Yogyakarta.

Di tempat terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia Thomas Sembiring mengatakan, tahun ini pihaknya mendapat kuota impor daging sapi sebanyak 32.000 ton dan saat ini sudah terealisasi sebanyak 10.500 ton. ”Pencapaian realisasi sudah wajar, jadi tidak tepat jika pemerintah masih harus mendorong importir untuk memenuhi realisasi kuota impor,” katanya. (SIR/DEN/K09)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com