Jakarta, Kompas -
Hal itu disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Ansyaad Mbai di Jakarta, Jumat (3/5). ”Dari pengakuan tersangka, mereka menargetkan Kedutaan Myanmar,” kata Ansyaad.
Kedua tersangka akan menempatkan bom rakitan tersebut di Kedutaan Besar Myanmar saat unjuk rasa. Kedubes Myanmar jadi target, lanjut Ansyaad, karena konflik di Rohingya. ”Mereka (teroris) tidak mengenal wilayah teritorial,” katanya. Ansyaad menambahkan, kedua tersangka diduga anggota sel jaringan Abu Umar dan Farhan.
Saat disergap, Asep mengemudikan motor dan Ovi membawa ransel di pundak. Di ransel itulah ditemukan lima bom yang pengatur waktunya belum diaktifkan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar mengatakan, polisi antiteror menangkap dua tersangka kasus terorisme di daerah Benhil, Jakarta Pusat, Kamis, pukul 21.30. Kedua tersangka ditangkap saat mengendarai sepeda motor. Ketika ditangkap, tersangka membawa ransel berisi lima bom rakitan. Selain itu, tersangka juga membawa ransel berisi baju. Tidak ditemukan senjata api dari kedua tersangka saat itu.
Dalam pengembangan, polisi antiteror menggeledah rumah yang ditempati Asep di Jalan Bangka, Jakarta Selatan. Asep juga mengelola usaha air mineral isi ulang. Di rumah itu, polisi menangkap seorang wanita yang diperkirakan istri dari salah seorang tersangka. Upaya polisi antiteror tiga tahun terakhir ini, menurut Boy, lebih bersifat proaktif untuk menangkap tersangka sebelum teror dilakukan.
Dalam pengembangan lain, terduga teroris berinisial Si (23) lolos dalam penggerebekan polisi antiteror di Pamulang, Tangerang Selatan. Menurut Kepala Polsek Pamulang Komisaris Mochamad Nasir, polisi menangkap empat perempuan yang merupakan keluarga Si.
Sementara itu, massa Forum Umat Islam berdemonstrasi di depan Kedubes Myanmar, kemarin. Mereka menuntut Pemerintah Myanmar segera menghentikan kejahatan kemanusiaan atas warga minoritas Rohingya. Selama ini, Myanmar dituduh melakukan pembunuhan, penganiayaan, upaya deportasi, dan pemindahan secara paksa terhadap minoritas Rohingya.
Massa beberapa ormas Islam pun bergabung dalam demo tersebut, seperti Front Pembela Islam, Majelis Mujahidin, dan Front Perjuangan Islam Solo. Mereka berasal dari daerah Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.(FER/RAY/NEL/K04/K10/RTS)