Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbukti, Saham Properti yang Terbaik

Kompas.com - 16/05/2013, 14:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Emiten properti hingga saat ini masih menunjukkan kinerja positif di Bursa Efek Indonesia. Sektor properti merupakan the best performer dibandingkan kinerja sektor lain seperti perbankan dan consummer goods.

Kinerja sektor properti sejak Januari 2013 hingga hari ini (year to date) mencatat pertumbuhan tertinggi yakni 55,82 persen. Disusul consummer goods 29,82 persen dan sektor perbankan 23,93 persen.

Ada pun lima emiten yang membukukan pertumbuhan penjualan dan laba lebih dari 50 persen adalah Alam Sutera (ASRI), Bumi Serpong Damai (BSDE), Lippo Karawaci (LPKR), Summarecon Agung (SMRA), Pakuwon Jati (PWON).

Hanya saja, moncernya kinerja tersebut didominasi oleh emiten yang memiliki eksposur tinggi atas pendapatan berulang (recurring income) atau mereka yang membangun properti kelas menengah atas. Namun begitu, emiten properti dengan eksposur atas pendapatan pengembangan (development income) seperti Cowell Development dan Modernland Realty juga memperlihatkan pertumbuhan penjualan dan laba bersih.

Menurut Benedictus Agung, analis properti dari Samuel Securities, pencapaian tersebut mengindikasikan sektor properti masih menjadi primadona dan secara jangka panjang memiliki prospek yang cukup bagus.

Setidaknya hingga akhir 2013, lanjut Agung, properti akan memperlihatkan kinerja terbaiknya. Apalagi survey Bank Indonesia mencatat penjualan residensial pada kuartal I 2013 mengalami peningkatan sebesar 25,63 persen, meskipun harga jualnya juga melonjak 4,78 persen dibanding kuartal IV 2012 3,81 persen.

"Populasi pembeli akhir yang berusia produktif (30 tahun) terus bertambah setiap tahunnya. Mereka membutuhkan hunian yang layak. Kalangan inilah yang akan mendorong sektor properti terus bertumbuh. Apalagi diimbangi dengan daya beli yang terus meningkat," ujar Agung kepada KOMPAS.com, di Jakarta, Kamis (16/5/2013).

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com