Jakarta, Kompas -
”Kami optimistis bahwa PER (price earning ratio) kompetitif dengan industri. Kalau rata-rata industri 16-17 kali, kami tawar pada kisaran 12-17 kali,” kata Direktur PT Danareksa Sekuritas Iman Hilmansah dalam paparan publik rencana IPO Electronic City, di Jakarta, Rabu (5/6).
PER adalah perbandingan antara harga saham dan laba bersih perusahaan dalam setahun. Hal ini adalah salah satu ukuran paling dasar dalam analisis saham secara fundamental. Danareksa Sekuritas adalah perusahaan sekuritas yang ditunjuk menjadi penjamin pelaksana IPO Electronic City.
Direktur Electronic City Fery Wiraatmadja mengungkapkan, 10 persen dari dana hasil IPO akan digunakan untuk pembayaran utang ke Bank Victoria dan Bank CIMB Niaga. Dalam prospektus disebutkan pembayaran utang ke Bank Victoria senilai Rp 15 miliar dan ke CIMB Niaga senilai Rp 10 miliar.
Sementara sisa dana sebesar 90 persen, sekitar 85 persen akan digunakan untuk belanja modal, yakni biaya pembangunan gerai baru dan beberapa akuisisi lahan. Sekitar 15 persen sisanya bakal ditempatkan ke dalam pos modal kerja, termasuk di dalamnya
Fery mengungkapkan, total capex yang dianggarkan Electronic City tahun ini sebesar Rp 800 miliar. Jumlahnya melejit dari posisi capex 2012 yang hanya sebesar Rp 80 miliar.
”Kami rencanakan tahun ini membangun 30 toko. Sudah dibuka 13 toko. Toko baru itu ada yang di dalam mal, ruko, dan stand alone, seperti Bintaro dan SCBD. Tahun lalu kami sudah punya 23 toko,” kata Direktur Utama Electronic City Ingrid Pribadi.