Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Umar Husain, "Penjahit Asa" Penduduk Desa

Kompas.com - 18/09/2013, 18:09 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

Sayangnya, saat hendak berangkat ke Sampit, Supriyatun yang usia kandungannya menginjak tiga bulan mengalami keguguran. Namun, tekad Umar untuk kembali dan membangun kampung halaman tetap kuat. Keduanya pun pulang ke Sampit tanpa janin dalam kandungan yang diidam-idamkan.

Masa sulit

Pada 2007, Umar membawa istrinya kembali ke desa tanah kelahirannya. Berbekal sisa tabungan dan mesin obras yang digendongnya dari Surabaya, Umar memulai hidup baru di tanah Mentaya. Keduanya mengalami hidup yang cukup berat, tanpa penghasilan, dan tanpa pelanggan jahitan.

Meski berbekal keahlian menjahit, dia harus berjuang untuk bisa hidup di perdesaan yang relatif sepi. Seiring berjalannya waktu, keahlian Umar dalam menjahit pakaian tersebar dari mulut ke mulut. "Mulanya saya tidak mematok harga jika ada order; dikasih berapa pun, saya terima," kata pria yang ayahnya meninggal saat kerusuhan Sampit pada 2001 silam itu.

Berita keahlian Umar pun kian tersebar. Order pun mulai banyak, apalagi Umar terkenal sebagai penjahit yang selalu tepat waktu.

Sejak berada di Surabaya, Umar memang memiliki kelebihan kecepatan yang tinggi dalam menyelesaikan jahitan. Dalam sehari semalam, dia mengaku mampu menyelesaikan 15 potong pakaian pria.

Sejak saat itu, keadaan ekonomi keluarga Umar mulai berangsur membaik. Terlebih lagi, istrinya, Supriyatun, juga diminta mengajar di salah satu sekolah di Desa Parebok. Order jahitan juga banyak datang dari sekolah tempat istrinya mengajar. Karena terkenal murah dan cepat, sekolah-sekolah di desa lain juga kerap memesan seragam kepada Umar.

"Jika banyak order jahitan, ditambah penghasilan istrinya, dalam sebulan, dia mampu mengumpulkan uang sebesar Rp 1,5 juta. Jika sepi, cuma berharap pada gaji istri," ungkap Umar.

Sayangnya Umar mengaku tidak dapat mengembangkan usahanya karena keterbatasan modal. Lokasi desa yang terpencil membuatnya kesulitan mengakses modal perbankan atau dana program pemberdayaan usaha yang kini terus digulirkan pemerintah.

Pada saat yang sama, Umar tidak saja sibuk dengan order jahitannya. Sebagai alumnus pesantren, dia memiliki tanggung jawab moral untuk menularkan ilmu agamanya. Karena itu, dia juga bersedia mengajar anak-anak tetangganya untuk mengaji setiap habis shalat maghrib di pesantren dekat rumahnya, tanpa imbalan apa pun.

Di tengah hidupnya yang serba pas-pasan, Umar masih bisa membawa dua anak angkat. Keduanya adalah anak dari familinya yang kondisi perekonomiannya jauh lebih parah dari dirinya. Karena jasa Umar, kedua anak tersebut bisa bersekolah hingga di tingkat SMU.

Perjuangan tukang jahit dari tanah Mentaya ini untuk orang-orang sekitarnya masih panjang. Dia masih memimpikan sebuah wadah untuk orang-orang cacat dalam menyalurkan keahliannya sehingga dapat diberdayakan secara ekonomi.

"Saya tidak rela jika orang-orang seperti saya kehilangan mimpi-mimpinya. Meskipun fisik mereka tidak sempurna, mereka tidak boleh menjadi beban keluarga. Mereka harus bangkit dan berguna bagi keluarganya dan masyarakat pada umumnya," pungkas Umar.

Umar Husain, "Si Guru Jahit dari Mentaya" adalah satu dari lima calon penerima penghargaan Danamon Social Entrepreneur Awards (DSEA) 2013. Keempat calon lainnya adalah Mas Jiwo Pogog (Sukoharjo, Jawa Tengah), Sunarni (Depok, Jawa Barat), Eko Mulyadi (Ponorogo, Jawa Timur), dan Sukmariyah (Tangerang, Jawa Barat).

DSEA 2013 digelar dalam memperingati HUT ke-57 Bank Danamon untuk mencari sosok entrepreneur sosial yang tidak hanya memiliki visi profit bagi dirinya sendiri. Dengan keahlian tradisional yang dimilikinya, sosok ini juga mampu menyejahterakan masyarakat di sekitarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com