Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbentur Kurs, Pengadaan Alat Pengendali BBM Terhambat

Kompas.com - 24/09/2013, 21:05 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Perekonomian Hatta Rajasa meminta PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) selaku pemenang tender pembuatan alat kendali bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan teknologi identifikasi frekuensi radio atau radio frequency identification (RFID) untuk segera menyelesaikan pembuatan alat tersebut. Meski demikian, saat ini pengadaan alat tersebut sedang terkendala karena pelemahan kurs rupiah.

"Saya minta (pengadaan alat itu) dipercepat. Makanya kalau ikut tender itu harus diperhatikan betul, dicek persiapan dananya. Kalau begini kan mengganggu proses semuanya," kata Hatta saat ditemui di kantornya di Jakarta, Selasa (24/9/2013).

Ia menambahkan, mekanisme pengadaan alat RFID tersebut memang urusan antar-korporasi yaitu PT Pertamina selaku pemilik proyek dan PT Inti selaku pemenang tender pengadaan alat RFID tersebut.

Pemerintah, kata Hatta, tidak akan campur tangan dalam mengurusi masalah ini. Sebab, hal tersebut sudah menjadi ranah korporasi yang harus diselesaikan secara korporasi.

Hatta berharap pengendalian BBM bersubsidi kelak menjadi terjaga dengan alat ini, dan tidak ada penyelundupan BBM bersubsidi di semua stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang ada di Indonesia. "Intinya tidak boleh lagi terjadi seperti itu. Alat ini memang untuk faktor pengendalian supaya tidak ada penyelundupan atau tidak ada penyimpangan mulai dari depo hingga SPBU," tambahnya.

Sekadar catatan, PT Inti dalam kesepakatan dengan Pertamina untuk membuat alat RFID ini menggunakan kurs Rp 9.700 per dollar AS. Namun karena gejolak ekonomi saat ini, rupiah sudah menembus level Rp 11.000 per dollar AS. "Dalam rangka untuk proyek Pertamina ini kita memproses pinjaman ke bank. Ketika proses berjalan tiba, dollar naik. Kenaikannya luar biasa juga. Kenaikan itu lebih 20 persen," kata Direktur Utama PT Inti Tikno Sutisna.

Padahal untuk memproduksi alat RFID ini, PT Inti harus membutuhkan bahan impor. Di saat kondisi rupiah melemah, otomatis, dana untuk mengimpor juga harus lebih besar dibandingkan sebelumnya. Saat ini PT Inti sedang bernegosiasi dengan PT Pertamina untuk menyelesaikan masalah kurs tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com