Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Return Reksadana Campuran Memikat

Kompas.com - 04/11/2013, 11:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -Kinerja reksadana campuran per 31 Oktober 2013 year to date (ytd) berhasil mencatatkan kinerja rata-rata lebih baik dibanding reksadana saham. Namun, hingga akhir tahun, analis memprediksi, kinerja reksadana saham berpotensi lebih unggul.

Mengutip data PT infovesta Utama, kinerja rata-rata reksadana campuran per 31 Oktober 2013 menorehkan return 3,25 persen sejak awal tahun. Kinerja ini melampaui rata-rata return reksadana saham sebesar 2,50 persen. Sementara, return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 4,49 persen di periode tersebut.

Reksadana campuran milik PT Pratama Capital Assets Management bertajuk Pratama Berimbang menorehkan return tertinggi sebesar 30,02 persen. Di posisi kedua, Kresna Flexima milik PT Kresna Graha Sekurindo berhasil mencatatkan return sebesar 26,57 persen. Adapun, Pacific Balance Fund milik PT Pacific Capital Investment berada di posisi ketiga dengan return sebesar 14,96 persen.

Presiden Direktur PT Samuel Aset Manajemen, Agus Basuki Yanuar bilang, kinerja reksadana campuran mampu mengungguli reksadana saham karena penempatan aset yang lebih fleksibel. Di saat IHSG tertekan, kinerja reksadana saham juga ikut terkoreksi. Sementara pada reksadana campuran, alokasi aset di saham dapat dikurangi pada saat IHSG terkoreksi.

Karena memiliki fleksibilitas penempatan aset itulah, kinerja reksadana campuran juga bisa ditopang kinerja obligasi yang mulai rebound pasca koreksi. Hingga akhir tahun, Agus memperkirakan, kinerja reksadana campuran setidaknya bisa sama dengan reksadana saham. Sebab, IHSG berpotensi naik pada bulan Desember. Meski demikian, investor perlu mewaspadai pergerakan IHSG yang secara historis menunjukkan kecenderungan koreksi sepanjang November.

Produk reksadana campuran milik Samuel yakni Sam Syariah Berimbang, mencatatkan return sebesar 12,40 persen  hingga 31 Oktober 2013. Samuel mengalokasikan aset dasar pada saham-saham defensif seperti konsumer dan infrastruktur. Adapula sektor lain seperti properti, telekomunikasi dan farmasi memiliki porsi lebih sedikit.

Risiko moderat

Saham pilihan Samuel antara lain PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukser Makmur Tbk (INDF), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), PT Astra International Indonesia Tbk (ASII), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Analis PT Infovesta Utama, Viliawati mengatakan, reksadana campuran cocok bagi investor dengan profil risiko moderat dan memiliki target investasi jangka menengah. Secara jangka panjang, kinerja reksadana campuran akan berada di atas reksadana saham dan reksadana pendapatan tetap.

Sebab, penempatan portofolio reksadana campuran merupakan kombinasi dari saham dan obligasi. "Reksadana campuran masih prospektif dengan perkiraan return sebesar 3% hingga 6% di akhir tahun," ujar Vilia.

Meski begitu, Vilia memperkirakan, return reksadana saham masih berpotensi mengungguli reksadana campuran pada akhir tahun ini dan di tahun depan. Sebab secara historis, kinerja bursa saham cenderung membaik di akhir tahun.

Head of Operation & Business Development PT Panin Asset Management, Rudiyanto juga memiliki pendapat sama dengan Vilia. Tren kenaikan harga obligasi pemerintah, umumnya akan diikuti pula oleh kenaikan IHSG. Hal ini akan membuat kinerja reksadana saham akan membaik di akhir tahun, dan akan lebih baik dari kinerja reksadana campuran.

Panin sendiri memiliki produk reksadana campuran yang bertajuk Panin Dana Bersama Plus. Kinerja produk ini mencapai 11,12 persen per 31 Oktober 2013. Reksadana ini fokus pada pemilihan saham-saham di sektor perbankan, konsumer, dan properti.(Dina Farisa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com