Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Dampak Kenaikan BI Rate

Kompas.com - 13/11/2013, 07:40 WIB

Data Badan Pusat Statistik, perdagangan komoditas migas selalu defisit pada kurun waktu Januari-September 2013. Pada September 2013, perdagangan migas defisit 1,15 miliar dollar AS.

Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo pernah menyebutkan, pertumbuhan impor minyak masih tinggi. Padahal, kenaikan harga BBM bersubsidi dilakukan pada Juni 2013. Itu berarti kenaikan harga BBM tidak terlalu berdampak menekan permintaan BBM.

Ekonom Standard Chartered Bank Eric Sugandi menyebutkan, langkah BI menaikkan BI Rate saat inflasi sudah mulai bergerak ke pola normal menunjukkan bobot kebijakan BI saat ini bergeser. ”Isu utama BI saat ini adalah mengendalikan defisit transaksi berjalan. Namun, pada tahun 2014, bisa jadi kebijakan BI memang lebih ketat,” kata Eric.

Langkah menaikkan BI Rate ini sekaligus upaya BI mengantisipasi kemungkinan berkurangnya stimulus moneter yang dilakukan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed. Jika pengurangan stimulus itu dilakukan akhir tahun 2013, BI sudah siap menjaga rupiah tidak tertekan.

Sin Beng Ong dari JP Morgan Chase Bank, dalam rilisnya menyebutkan, langkah BI telah menunjukkan prioritas kebijakan, yakni mengendalikan defisit transaksi berjalan. Langkah itu diperkirakan masih akan berlanjut pada tahun 2014.(idr)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com