Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

DPR: Impor BBM Pemicu Rupiah Runtuh

Kompas.com - 02/12/2013, 09:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Komisi VI DPR RI Airlangga Hartarto menyatakan, impor bahan bakar minyak (BBM) yang besar menjadi penyebab tekanan rupiah semakin berat. Ditanya soal proyeksi konsumsi BBM subsidi pasca-mobil murah, ia pun tak bisa memprediksi pasti kenaikannya.

"Yang jelas BBM sudah menjebol kurs rupiah, apalagi yang mau dijebol?" kata Airlangga kepada Kompas.com, Minggu (1/12/2013).

Sebagaimana diberitakan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mobil murah untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 dan menyediakan moda transportasi pribadi yang nyaman untuk segmen rakyat kecil.

Pada 2014, jumlah mobil murah yang diproduksi diperkirakan sebanyak 200.000 unit. Saat ini jumlahnya sekitar 40.000 unit. Meski hanya 3 persen dari produksi mobil konvensional, konsumsi BBM subsidi masih mungkin menjadi beban.

Ditambah lagi pada 2014 nanti akan banyak sekali kegiatan politik yang menggunakan BBM bersubsidi, seperti kampanye. Sementara itu, impor BBM menjadi salah satu menyebab pelemahan rupiah hingga mencapai Rp 12.000 per dollar AS.

Lambannya pembuatan kilang dan mandatori penggunaan biodiesel yang tak diperbesar membuat impor BBM semakin tinggi. Di sisi lain, produksi mobil dan sepeda motor meningkat pesat. Alhasil, PT Pertamina (Persero) perlu 150 juta dollar AS-200 juta dollar AS per hari untuk impor BBM. (Baca: Robohnya Rupiah Kami).

Ditanya apa yang bisa dilakukan pemerintah agar subsidi BBM tak jebol dan menekan rupiah tahun depan, politisi itu mendesak pembangunan secepatnya terhadap kilang, konversi biofuel, dan subsidi dengan fixed delta.

"Bangun refinery (kilang) secepatnya. Konversi ke biofuel dilanjutkan, prosentase (persentase) boleh dinaikkan ke 15 persen," ujar Airlangga.

"Subsidi diberikan pakai fixed delta saja, artinya rupiah per liter, dengan demikian tidak tergerus oleh perubahan harga internasional, ataupun tekan kurs rupiah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com