Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Defisit Neraca Transaksi, Kebijakan Energi Harus Jelas

Kompas.com - 02/12/2013, 19:26 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Defisit neraca transaksi berjalan masih harus menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti mengatakan seharusnya pemerintah dapat mengambil langkah antisipasi akibat tingginya impor minyak.

Pemerintah, kata dia, diharapkan dapat lebih berperan dalam menekan defisit tersebut melalui penerbitan kebijakan fiskal.

"Perlu kebijakan energi yang jelas dari pemerintah. Defisit transaksi berjalan kita sudah besar, pemerintah harus mengharmonisasi kebijakannya dengan kebijakan BI," kata Destry di Jakarta, Senin (2/12/2013).

Lebih lanjut Destry mengatakan, faktor yang menyebabkan tingginya defisit neraca transaksi berjalan adalah impor migas. Ini menyebabkan kebijakan moneter BI menjadi tak banyak berpengaruh terhadap defisit.

"Jadi, apa pun yang dilakukan Bank Indonesia melalui kebijakan moneternya tidak akan mengubah banyak current account deficit," ujar dia.

Destry juga mengatakan bahwa pergerakan rupiah juga dipengaruhi defisit neraca transaksi berjalan. Ia mengatakan pada periode 2005 hingga 2006 terjadi defisit neraca transaksi berjalan, namun hanya berlangsung selama 1 triwulan sehingga rupiah cepat pulih. Begitu pun pada periode yang sama tahun 2008 hingga 2009.

"Sekarang yang terjadi adalah current account deficit sudah masuk ke 8 triwulan. Kami perkirakan defisit itu masih akan terus terjadi, walaupun mungkin secara rasio akan lebih kecil di 2014-2015. Tapi paling tidak 6 triwulan ke depan kita masih defisit," kata Destry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com