Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Masa Panen, Harga Beras Melandai

Kompas.com - 19/03/2014, 19:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang bulan April 2014 ini, sejumlah sentra padi mulai memasuki masa panen, sehingga pasokan beras mulai meningkat dan menyebabkan harga beras turun.

"Saat ini (di pasar induk Cipinang) sudah turun sekitar Rp 600 - Rp 700 per kilogram (kg)," ujar Nellys Soekidi, Ketua DPD Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) di Departemen Pertanian, Rabu (19/3/2014).

Untuk beras jenis IR III misalnya, semula Rp 8.300 per kg, kini telah turun menjadi Rp 7.400-Rp 7.500 per kg. Sementara, harga beras super juga turun dari kisaran Rp 9.200-Rp 9.300 per kg menjadi Rp 8.300-Rp 8.400 per kg. "Memang turun, tapi masih di atas HPP," imbuh Nellys.

Sayangnya, kata dia, para pedagang beras mengaku rugi sebab modal usaha yang digunakan sampai sekarang masih menggunakan harga lama (yang lebih tinggi). "Sekarang harga turun, saya masih rugi sekitar Rp 700 per kg," ujar Nellys yang juga pengusaha beras.

Sebagai gambaran, harga pokok yang dipakai pengusaha untuk beras super adalah Rp 9.000 mencakup pengiriman dari asal sampai Jakarta. Seharusnya, kata Nellys, beras dengan harga itu dijual setidaknya Rp 9.100 - Rp 9.200.

Tapi dengan harga yang turun di kisaran Rp 8.400 - Rp 8.500 pun, pengusaha harus menjualnya juga. "Sebab kalau tidak dijual bisa menumpuk," jelasnya. Saat ini, rata-rata pasokan eras ke pasar Cipinang pun mulai meningkat yakni di atas 2.500 ton per hari.

Ia memperkirakan, masa panen raya akan berlangsung setidaknya selama 3 bulan ke depan (April-Juni). Saat ini daerah yang sudah mulai melakukan panen adalah pulau Jawa mulai Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Nellys bilang, ini juga merupakan saat yang tepat bagi Perum Bulog untuk melakukan pengadaan beras sebab jika harga beras terus turun, dengan sendirinya sebagian harus diserap Bulog. "Sebab 60% dari total pengadaan adalah saat panen raya. Di bulan September sampai Oktober pasti Bulog kalah bersaing dengan pengusaha," ujar dia.

Di masa panen raya ini, Nellys memperkirakan Bulog bisa menyerap sekitar 1,8 juta ton hingga Juni 2014. Setelah penyerapan beras dan panen selesai, Nellys bilang, barulah pemerintah bisa berhitung berapa kebutuhan tambahan yang diperlukan.

Nellys mengatakan, banjir yang melanda sebagian besar pulau jawa yang merupakan lahan sawah bakal berdampak pada produksi padi nasional. Namun ia belum bisa memperkirakan berapa besar dampak banjir pada penurunan produksi padi. "Banjir mengurangi total produksi nasional, tapi kalau panen, harga tetap turun," kata dia. (Maria Elga Ratri)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Puncak Arus Balik Libur Idul Adha 2024, KAI Layani 168.631 Penumpang

Whats New
PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

PHK Karyawan Tokopedia Dikhawatirkan Berdampak ke UMKM, Mengapa?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com