Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Dijatuhi Sanksi, Perusahaan-perusahaan AS "Ketar-Ketir"

Kompas.com - 19/03/2014, 20:13 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) ketar-ketir dengan langkah Uni Eropa dan AS yang menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Hal ini lantaran mereka telah menanamkan modal di Rusia dalam jumlah yang tidak sedikit.

Beberapa perusahaan yang khawatir atas perkembangan itu di antaranya adalah pabrikan pesawat Boeing dan serta General Electric (GE). Terkait dengan perkembangan yang terjadi, sekitar 100 petinggi perusahaan AS yang telah menanamkan modal di Rusia menemui Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel.

Pertemuan itu dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan dampak yang bakal dihadapi oleh berbagai perusahaan AS jika sanksi telah dijatuhkan ke Rusia.

“Para CEO sangat mengikuti apa yang terjadi di Rusia. Beberapa perusahaan menyatakan hal itu menjadi salah satu masalah krusial bagi kelangsungan bisnis mereka," ujar perwakilan para CEO, John Engler.

Perusahaan-perusahaan AS menjadi salah investr terbesar di Rusia, dan banyak masuk di sektor teknologi dan jasa keuangan. Potensi bisnis di Rusia meningkat pesat setelah negara tersebut bergabung dengan Organisasi Perdagangan Dunia pada 2012.

General Electric, melalui anak usahanya yang bergerak di bidang leasing pesawat yaitu GECAS, memiliki 54 unit pesawat yang dioperasikan oleh perusahaan Rusia.

“Kami berharap industri penerbangan bisa terhindar dari sanksi yang dijatuhkan. Saat ini di Rusia sedang muncul situasi yang unik bagi pelaku bisnis dari negara-negara barat,” ujar Norm Liu, CEO GECAS, sebagaimana dikutip dari Bloomberg, Rabu (19/3/2014).

Menurutnya, jika konflik yang terjadi antara Presiden Vladimir Putin dengan Barat hanya di tataran diplomatik, hal itu tidak menjadi kekhawatiran besar bagi pelaku industri. "Akan tetapi, jika problem itu tak sekedar masalah diplomatik, akan lain ceritanya," lanjut Liu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com