Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Janji Perubahan Capres dari Pilihan Cawapresnya

Kompas.com - 16/04/2014, 08:14 WIB

Maka dari itu, siapa yang dipilih para capres menjadi calon wakilnya dapat menjadi acuan bagi kita, apakah mereka benar-benar akan melaksanakan janji perubahan atau kembali kepada pola-pola lama: bagi-bagi kekuasaan.

Mereka yang membagi-bagi kekuasaan akan menempatkan pimpinan partai sebagai imbalan koalisi. Sedangkan yang memilih figur perubahan sudah pasti akan menempatkan seorang “booster” yang akan meningkatkan kualitas leadership menghadapi era baru yang dicatat Laura Stock (Execution is the Strategy, 2013) sebagai era yang penuh gejolak dan saling berketergantungan, menuntut kecepatan dan kegesitan, dengan validitas informasi.

Seorang yang menjalankan peran booster haruslah sosok yang berani tidak popular seperti yang dijalankan tokoh-tokoh seperti Jusuf Kalla pada era pemerintahan SBY. Penuh ketulusan kendati akan kehilangan jabatan. Namun, ia juga bekerja sistematis dan mampu menjadi negosiator yang mematikan langkah penentang.

Artinya, ia bukan sekadar melakukan perubahan, melainkan me-manage perubahan dengan hasil yang terukur. Booster seperti itu tak perlu dikhawatirkan pemimpin yang kuat karena ia bekerja untuk memperkuat gelombang perubahan, bukan untuk popularitas.

Tidaklah mengherankan kalau hasil-hasil survei belakangan ini menunjukkan rakyat rindu kehadiran tokoh segesit Jusuf Kalla. Tokoh seperti ini, sayangnya, tak punya daya tawar politik yang kuat sehingga dipandang sebelah mata oleh para elite partai. Tetapi, rakyat tak pernah melupakannya. Putus di politik, mereka segera dipakai badan-badan kemanusiaan, keagamaan, dan sosial. Artinya, mereka memang tak pernah tidur memikirkan dan berbuat untuk bangsa.

Kita tidak lupa, JK gigih mendamaikan bumi Aceh dan tanah Ambon, memimpin konversi minyak tanah ke LPG, mendorong pembangunan rumah-rumah susun sederhana untuk rakyat, dan membangun martabat bangsa di hadapan di depan mata Joe Biden, atau gertakannya yang membawa Perdana Menteri Malaysia memlilih cara berunding.

Bangsa ini rindu perubahan dalam arti yang sebenarnya. Pemimpin seperti itulah yang perlu dicari para capres untuk menunaikan janji perubahan yang hampir setiap hari kita dengar di televisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com