Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Tunda Akuisisi BTN, Pengusaha Berterimakasih

Kompas.com - 23/04/2014, 19:34 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Penundaan akuisisi PT Bank Tabungan Negara (BTN) mendapat apresiasi dari kalangan pengusaha. Wakil Ketua Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur menyatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah mengambil langkah tepat dengan menunda akuisisi BTN.

"Selaku stakeholder kami berterima kasih, kebijakan begini memahami apa yang diinginkan," kata dia dihubungi wartawan, Rabu (23/4/2014).

Natsir mengatakan, banyak cara diluar akusisi untuk membesarkan BTN. Misalnya, dengan pinjaman jangka panjang, ataupun dukungan kementerian terkait. "Bukan dengan akuisisi saja," tegasnya.

Saat ini, lanjut dia, kebutuhan perumahan di Indonesia masih mengalami backlog sekira 15 juta unit. Kebutuhan perumahan di luar Jawa sendiri disediakan oleh perusahaan swasta, dan menurut Natsir mereka sangat terbantu dengan kehadiran BTN.

"Harapan kita, Indonesia punya bank yang khusus mengurusi perumahan, industri. Jangan seperti supermarket, jadi bersaingnya enggak sehat," pungkas Natsir.

Sebelumnya, Kadin Indonesia menilai akuisisi PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) oleh PT Bank Mandiri Tbk akan menimbulkan gangguan dalam pengembangan industri perumahan di daerah-daerah luar Jakarta. Ini karena sebenarnya perumahan di kawasan tersebut banyak diperuntukkan bagi masyarakat menengah ke bawah.

"Akuisisi BTN nantinya ditakutkan akan terjadi stagnasi pembangunan rumah di daerah. Padahal pengembangan rumah hunian saat ini sedang diarahkan ke luar Jakarta," kata Natsir, Rabu pagi.

Lebih lanjut, Natsir mengatakan, sebaiknya pemerintah mengurungkan rencananya untuk melepas saham BTN ke Bank Mandiri. Alasannya, saat ini hanya ada satu bank yang memiliki fokus usaha untuk mengembangkan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com