Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Grup Salim Makin Tebal

Kompas.com - 02/05/2014, 07:36 WIB

Akhmad Nurcahyadi, Kepala Riset Recapital Securities mengatakan, positifnya kinerja INDF didukung dari diversifikasi produk yang dilakukan. Kinerja ini in-line dengan ekspektasi analis. Menurutnya, ICBP masih akan menjadi denyut nadi bisnis INDF. Namun, yang tak kalah potensial adalah dari bisnis sayuran yang digarap Minzhong. "Pertumbuhan dari bisnis baru ini ternyata memang cukup besar kontribusinya," ujar dia. 

Ia menilai, margin INDF pun bisa tumbuh tinggi lantaran penjualannya cukup agresif. Jadi, lonjakan beban dan utang belum mampu mengganggu kinerja INDF atau memberikan tekanan terhadap arus kas yang kuat. "Kalau utang tinggi tetapi pertumbuhan penjualan tinggi, tak jadi masalah," kata dia. 

Dia bilang, kinerja INDF masih bakal bergantung dari pergerakan raw material dan nilai tukar. Meski ongkos bahan baku masih akan naik, INDF masih akan bertahan. Sehingga, ia yakin di akhir tahun kinerja INDF masih akan positif. 

Reza Nugraha, Analis MNC Securities mengatakan, pertumbuhan kinerja INDF melebihi ekspektasi. Tadinya, pendapatan dan laba bersih INDF diprediksi bisa tumbuh 15 persen hingga akhir tahun. Melihat kinerja ini, Reza merevisi target pertumbuhan INDF hingga tahun 2014. Ia memperkirakan, INDF bisa tumbuh 23 persen-25 persen tahun ini.

Yang perlu dicermati, harga komoditas kemungkinan bisa kembali tertekan menjelang akhir tahun. Namun untungnya, berbagai akuisisi yang dilakukan sejak tahun lalu bakal berdampak besar pada tahun ini. "Kontribusi dari bisnis baru INDF akan sangat terasa di tahun ini," kata dia. 

Reza dan Akhmad masih merekomendasikan buy untuk INDF. Reza menaikkan target harga menjadi Rp 8.500. Namun, Akhmad masih belum merevisi target harganya di level Rp 7.200 per saham. Sementara itu, ICBP pun direkomendasikan Buy oleh Akhmad dengan target harga Rp 10.250. Saham INDF naik 0,36 persen ke level Rp 7.050 pada perdagangan Rabu (30/4/2014). Sementara ICBP stagnan di level Rp 10.000 per saham. (Narita Indrastiti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com