Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengelolaan Uang Tunai Berisiko, Uang Elektronik Jadi Solusi

Kompas.com - 20/05/2014, 20:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mendukung inisiatif Bank Indonesia (BI) menggenjot less cash society, masyarakat didorong untuk mengurangi transaksi dengan menggunakan uang tunai. Oleh karena itu, perbankan ramai-ramai meluncurkan uang elektronik (e-money).

Direktur Ritel dan Micro Banking PT Bank Mandiri Tbk Herry Gunardi mengungkapkan perseroan melihat inisiatif ini sebagai peluang menciptakan bisnis yang mendukung less cash society. Sebab, pengelolaan uang tunai memiliki beragam risiko dan memakan biaya yang tak sedikit.

"Pengelolaan uang tunai biayanya tidak sedikit dan banyak kendala. Pencetakannya saja memakan biaya besar. Perputaran uang tunai di bank juga membutuhkan banyak teller. Saat ini Bank Mandiri memutar uang tunai sekitar Rp 300 triliun," kata Herry di Jakarta, Selasa (20/5/2014).

Tak hanya pencetakan dan pengelolaan, Herry mengungkapkan pendistribusian uang tunai pun membutuhkan biaya yang besar. Untuk menjangkau kantor cabang, tak jarang perseroan harus menggunakan mobil khusus bahkan helikopter.

"Butuh juga tingkat pengamanan yang tinggi. Dalam penyimpanannya juga membutuhkan ruang penyimpanan yang luas. Butuh asuransi juga. Berat untuk menyimpan uang tunai," jelas Herry.

Guna mengatasi keadaan ini, uang elektronik menjadi solusi. Dengan alat pembayaran ini, kata Herry, diharapkan akan terjadi penurunan transaksi uang tunai secara signifikan dan masyarakat beralih ke uang elektronik.

Potensi penggunaan uang elektronik juga didukung pertumbuhan industri e-commerce yang sangat pesat. Ini terlihat dari bertambahnya jumlah pengguna ponsel di Indonesia yang sangat signifikan dalam kurun 18 tahun belakangan.

"Perkembangan industri e-commerce saat ini tumbuh 30 persen dengan volume transaksi Rp 90 triliun pada tahun 2013. Perkembangan ini didukung juga dengan pertumbuhan pengguna ponsel di Indonesia. Dalam 18 tahun terakhir jumlah pemilik ponsel mencapai 240 juta," jelas Herry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com