Indeks dollar AS kembali melemah 0,33 persen walaupun jobless claims dan leading index AS diumumkan lebih baik daripada periode sebelumnya. Sampai Kamis (19/6/2014) sore, hampir semua mata uang di Asia juga ditutup menguat tajam.
Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, dipangkasnya proyeksi pertumbuhan AS juga berarti dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk The Fed menyediakan likuiditas yang berlimpah bagi perekonomian AS. Hal tersebut akan mendorong ekspektasi membaiknya likuiditas dollar AS di pasar global.
"Hari ini sentimen pelemahan dollar AS di Asia berpeluang berlanjut. Hanya data neraca transaksi berjalan zona Eropa yang ditunggu sore ini," tulis Samuel Sekuritas Indonesia dalam risetnya. Setelah mendekati Rp 12.000 per dollar AS pada Rabu (18/6/2014), rupiah menguat tajam karena faktor global pada penutupan perdagangan Kamis.
Pasokan dollar AS dari Bank Indonesia mulai terpantau di pasar valas domestik ketika permintaan dollar AS mulai tinggi. Turunnya yield US Treasury juga membantu penguatan SUN terutama pada tenor pendek.
Penguatan rupiah diperkirakan berlanjut pada Jumat (20/6/2014), walaupun tekanan harga minyak yang masih terlihat akan membatasi ruang penguatan. Harga minyak Brent menyentuh 115 dollar AS per barrel sampai Jumat dini hari tadi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.