"Bank Indonesia mencermati risiko inflasi yang berasal dari pola musiman perayaan hari besar keagamaan dan risiko lainnya seperti potensi tekanan penyesuaian administered prices dan peningkatan harga pangan akibat dampak El Nino," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam konferensi pers di kantornya, pekan ini.
Tirta mengungkapkan, dalam mengantisipasi risiko tersebut, bank sentral akan memperkuat koordinasi pengendalian inflasi, khususnya forum TPI (Tim Pengendali Inflasi) dan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah). Koordinasi tersebut guna menjaga inflasi tetap sejalan dengan pencapaian sasaran inflasi 4,5 plus minus 1 persen pada 2014 dan 4,0 plus minus 1 persen pada 2015.
Meningkatnya inflasi bulanan pada Juni sesuai dengan pola musiman menjelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Secara tahunan, inflasi masih menunjukkan tren yang menurun.
"Inflasi menjelang Ramadhan didorong inflasi volatile food yang mencapai 1,06 persen (month to month) atau 6,74 persen (year on year). Sementara itu, inflasi inti masih terkendali dan relatif stabil di kisaran 0,25 persen (mtm) atau 4,81 persen (yoy)," ujar Tirta.
Di sisi lain, inflasi administered prices sedikit meningkat menjadi 0,45 persen (mtm) atau 13,47 persen (yoy), terutama disebabkan oleh penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan Rumah Tangga dengan daya listrik 6.600 VA ke atas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.