Menanggapi wacana tersebut, Staff Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah mengatakan, Istana belum bisa berkomentar terkait pembubaran Petral tersebut. "Saya belum bisa komentar, mungkin Menteri ESDM," ujar Firmanzah setelah menghadiri diskusi di Jakarta, Senin (1/9/2014).
Meski begitu, Firmanzah hanya menyakini bahwa wacana pembubaran Petral pasti sudah dibicarakan oleh Menteri ESDM Jero Wacik dan Direktur Pertamina Karen Agustiawan bersama DPR. Menurut dia rapat tersebut pastinya bersifat terbuka dan masyarakat bisa mengetahui pembicaraan wacana tersebut.
Pengamat Ekonomi Politik Ichsanuddin Noorsy menyetujui wacana pembubaran Petral. Dia pun percaya ada pihak-pihak di Petral yang menikmati keuntungan pengadaan impor BBM oleh Pertamina.
"Kasus hari ini perubahan 46 juta kiloliter dan pemerintah menjamin tentang kekurangannya, itu memberi dampak Anda kalau pergi ke pasar internasional, harga di pasar internasional itu sangat fluktuatif, artinya ada orang yang menikmati pengadaan (impor BBM) ini. Itu yang tidak terungkap tadi (dalam diskusi)," ujar Ichsanddin Noorsy di Jakarta, Sabtu (30/8/2014).
Dia menjelaskan, pembubaran Petral merupakan sebuah keharusan karena rawan penyelewengan impor BBM seperti yang terjadi sampai hari ini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.