Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bintang di Kegelapan: Ironi Negeri Kaya Minyak

Kompas.com - 06/09/2014, 08:07 WIB

Lalu, yang juga perlu menjadi catatan, setelah ladang minyak Cepu, Indonesia praktis tak memiliki temuan ladang-ladang minyak baru lagi yang volumenya betul-betul signifikan.

Maka, dalam konteks itu upaya Improve Oil Recovery/Enhanced Oil Recovery (I/EOR) menjadi penting untuk menahan laju penurunan produksi minyak mentah kita. Di sini, saya kira, kendati mafia migas menggurita fimana-mana, Pertamina akan memainkan peranan yang sangat penting. Kata William Moulton Marston, seorang penemu mesin polygraf, “Every crisis offers you extra desired power.”

Bicara soal ini, capaian  Papua Field seakan mulai mengukuhkan kompetensi perusahaan minyak kita  dalam penguasaan teknologi I/EOR. Di sumur minyak itu, selama Januari 2014 - Juni 2014, Pertamina sudah mulai mampu membukukan rata-rata produksi sebesar 1.156 bph. Padahal, target yang ditetapkan Pemerintah adalah 1.047 bph. Jadi volume  produksinya bisa 10 persen di atas target.

Menariknya, upaya peningkatan produksi tersebut tidak dilakukan dengan pengeboran baru, melainkan hanya memanfaatkan sumur-sumur yang sudah ada di sana. Untuk merawat sumur-sumur tua tersebut dan memasang 7 unit pompa dengan kapasitas 3.000 barel fluida per hari.

Keberhasilan meningkatkan eksplorasi pada sumur-sumur minyak tua di Papua ini seakan melengkapi keberhasilan sebelumnya diantara segala kegetiran memudarnya minyak Indonesia . Kita tahu, di sumur minyak Bunyu di Kalimantan Timur, perusahaan minyak kita mampu mengeksplorasi minyak dengan volume produksi 5.400 bph. Catatan penting dari Bunyu adalah semua dilakukan dengan biaya yang jauh lebih murah.

Sebelumnya, perusahaan minyak kita juga lumayan sukses mengeksplorasi sumur minyak lainnya, seperti sumur minyak Tanjung, juga di Kalimantan Timur. Lalu, sebelumnya adalah sumur minyak tua di Banyu Urip, Jambaran-Tiung Niru, dan Natuna.

Seberapa penting peningkatan volume produksi dari sumur-sumur tua tersebut? Bagi saya, sangat penting. Apalagi kalau melihat tren penurunan volume produksi minyak nasional. Ini persis seperti pernyataan Martin Luther King Jr., “Only in the darkness you can see the stars.(Prof. Rhenald Kasali)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com