Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Masa Ketika Beli Mobil Harus Bawa Uang Sekardus

Kompas.com - 22/09/2014, 11:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Ia terkekeh membandingkan masa lalu dan masa kini. "Kan kalau sekarang enak ya, bisa bayar pakai kartu. Jadi saya dulu enggak usah repot-repot bawa-bawa uang pakai kantong plastik, ha-ha-ha," kata dia sambil terbahak.

Bayar tagihan

Hal serupa juga dialami Tuti (70), ibu rumah tangga yang sudah dikaruniai tujuh orang cucu. Ia mengaku sempat mengalami repotnya membawa uang tunai dengan jumlah besar ke bank untuk membayar tagihan. Dengan jantung yang berdebar-debar, ia membawa uang itu ke bank.

"Waktu itu, sih, masih muda. Zaman anak-anak saya masih sekolah. Untuk bayar tagihan apa ya dulu? Lupa saya. Waktu itu saya belum punya rekening bank. Soalnya saya pikir, ah simpan di rumah saja," kenang Tuti.

Seiring berjalannya waktu, saat putra-putrinya beranjak dewasa, mereka menyarankan Tuti untuk membuat rekening bank. Waktu itu alasannya sederhana, agar putra-putri dapat mengirimkan uang kepada sang ibu dengan langsung mengirimkannya ke rekening bank.

"Saya dulu enggak ngerti. Akhirnya anak-anak yang buat (rekening), saya diajak ke bank. Lalu diajari bagaimana menyetor uang, transfer, mengambil uang, pokoknya kebutuhan yang dasar saja. Kata anak-anak, biar mereka gampang kirim uang ke saya," jelas dia.

Kini, Tuti mengaku layanan perbankan yang ada saat ini memudahkannya dalam mengelola transaksi keuangan. Ia menjelaskan, dirinya sudah memiliki kartu debit sehingga dapat mengambil uang melalui ATM.

"Iya, sekarang sudah punya kartu ATM. Lumayan, kalau mau ambil uang untuk belanja, saya tinggal ke ATM. Tapi jarang, soalnya lama-lama jalan kaki sedikit sudah capek," ujarnya sambil tertawa.

Antre di bank

Sementara itu, cerita Widya (58), seorang pensiunan perusahaan swasta, berbeda lagi. Pada masa lalu, sekitar kurun 1980-an, saat teknologi belum secanggih sekarang, ia harus pergi ke bank dan mengantre di sana untuk mentransfer uang. Prosesnya lama: menulis di formulir untuk transfer, antre di teller, baru bisa transfer.

"Dulu saya sudah (sering melakukan) transfer, tapi ya tidak pakai kartu debit. Kalau transfer ya pakai pemindahbukuan, kita ke bank lalu menulis di slip," kata Widya.

Bagi Widya, perkembangan teknologi digital dalam dunia perbankan dewasa ini jauh lebih menguntungkan. Transaksi dapat berlangsung cepat dan aman.

Layanan transaksi elektronik juga membantu masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi. Masyarakat kini tidak perlu lagi datang ke kantor bank untuk segala keperluan perbankan.

***

Sepenggal cerita di atas memberikan gambaran, kala teknologi belum menyatukan dunia seperti saat ini, berbagai “kerepotan” harus dialami bila ingin melakukan transaksi dalam jumlah besar. Masa itu belum lama berlalu. Pada zaman digital ini, semua “kerepotan” tersebut berubah menjadi “kemudahan”. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com