Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbankan Mulai Pangkas Bunga Deposito

Kompas.com - 03/10/2014, 10:17 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bank-bank yang masuk kelompok Bank Umum dengan katagori Usaha (BUKU) III, mulai memangkas bunga deposito sesuai instruksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank-bank yang bermodal inti Rp 5 triliun-Rp 30 triliun tersebut menggunting bunga deposito terhitung sejak 1 Oktober 2014.

Ambil contoh, Bank Tabungan Negara (BTN) telah menurunkan bunga deposito dari 10,25 persen menjadi 9,75 persen. “Kemarin, kami turunkan lagi, meskipun sebelumnya sudah kami turunkan sebelum OJK membuat ketentuan tersebut,” kata Maryono, Direktur Utama BTN, Kamis (2/10/2014).

Catatan saja, sebulan sebelumnya, emiten bersandi saham BBTN itu memang sudah menurunkan suku bunga deposito dari semula sebesar 11 persen menjadi 10,25 persen.

Kebijakan OJK tersebut, Kata Maryono, akan berdampak positif bagi perbankan lantaran bisa meredam perang suku bunga yang menyebabkan industri perbankan terbebani tingginya biaya dana (cost of fund). Biaya dana yang tinggi tersebut, tidak dipungkiri juga merupakan salah satu faktor yang turut menyandera rencana pengembangan dan ekspansi bisnis di industri perbankan.

Selain itu, penurunan biaya dana akan berdampak positif bagi pertumbuhan tingkat keuntungan bank. "Ini membuat kami yakin, net interest margin (NIM) kami akan membaik,” kata Maryono.

Sejalan dengan BTN, Bank Danamon juga mengaku telah menurunkan bunga deposito per 1 Oktober. “Sejak 1 Oktober, kami berlakukan efektif kepada seluruh cabang untuk memberikan bunga deposito maksimal 9,75 persen,” kata Vera Eve Lim, Direktur Keuangan Bank Danamon, kepada KONTAN, Kamis (2/10/2014).

Vera menegaskan, dirinya optimistis kebijakan OJK tidak akan menghalau pertumbuhan simpanan deposito. Sebab kelompok bank besar BUKU IV, kelompok bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun, dan kelompok BUKU III telah menguasai pangsa pasar di Indonesia. “Sehingga shifting funding ke Bank BUKU I dan BUKU II akan terbatas,” ujar Vera.

Setali tiga uang, Bank OCBC NISP juga telah menurunkan bunga deposito menjadi maksimal 9,75 persen. Bank ini kini justru lebih tertantang untuk terus menggalang komposisi dana murah atau current account saving account (CASA) yang bersumber dari giro dan tabungan. "Untuk bisa meningkatkan CASA pun, butuh lebih dari sekedar suku bunga untuk bisa bersaing,” kata Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP kepada KONTAN.

Tekan porsi deposito

Keinginan Parwati meningkatkan CASA tentu saja punya alasan kuat. Sebab, berdasarkan laporan keuangan per Juni 2014, portofolio pendanaan Bank OCBC NISP masih didominasi deposito. Jumlah setoran dana simpanan deposito nasabah OCBC NISP tercatat sebanyak 63 persen dari total DPK, yang sebesar Rp 71,35 triliun. Porsi itu meningkat cukup signifikan.

Lihat saja, pada akhir Juni 2013, porsi deposito OCBC NISP hanya sebesar 55 persen dari total DPK yang kala itu berjumlah Rp 57,89 triliun. Senada, Maryono ingin BTN secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap deposito sebagai sumber utama dana pihak ketiga (DPK).

Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2014, komposisi deposito di BTN tercatat sebesar 55,49 persen dari total DPK, yang berjumlah Rp 101,35 triliun. Bandingkan dengan porsi deposito BTN per Juni 2013 sebesar 53,75 persen dari total DPK yang senilai Rp 82,66 triliun. Kenaikan komposisi deposito terhadap total DPK juga dialami Danamon.

Per Juni 2014, porsi deposito meningkat menjadi 56 persen dari total DPK yang sebesar Rp 110 triliun. Priode sama 2013, porsi simpanan deposito tercatat sebesar 55 persen dari total DPK yakni Rp 93 triliun. (Adhitya Himawan, Febrina Ratna Iskana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Warung Madura: Branding Lokal yang Kuat, Bukan Sekadar Etnisitas

Whats New
Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Ini Tiga Upaya Pengembangan Biomassa untuk Co-firing PLTU

Whats New
Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Strategi untuk Meningkatkan Keamanan Siber di Industri E-commerce

Whats New
Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Permendag Direvisi, Mendag Zulhas Sebut Tak Ada Masalah Lagi dengan Barang TKI

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com