Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Penghambat Berwirausaha (1)

Kompas.com - 01/04/2015, 06:07 WIB

oleh Muhammad Assad*
@MuhammadAssad

KOMPAS.com - Jika seseorang bekerja dengan sangat keras, tentu karena ia ingin ada perubahan dalam hidupnya. Kesejahteraan hidup adalah hak setiap orang, dan Allah telah berjanji bahwa Dia akan selalu memberikan hasil sesuai dengan apa yang dikerjakan oleh hamba-Nya. Jika sang hamba berusaha, tentu ia akan mendapatkan hasilnya. Begitupun jika sang hamba bermalas-malasan, maka hasilnya pun akan sepadan.

Setiap orang mendapatkan waktu 24 jam dalam sehari. Ada yang memanfaatkannya dengan baik, banyak juga yang menyia-nyiakannya. Pintu rezeki Allah selalu terbuka untuk para hamba-Nya yang mau berusaha dengan maksimal. Dan salah satu cara untuk membuka pintu rezeki-Nya adalah dengan berwirausaha. Dalam sebuah ungkapan disebutkan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki berasal dari perdagangan.

Maknanya, lebih dari 90 persen sumber kekayaan berada dalam dunia usaha. Sedangkan sisa 10 persen nya diperebutkan oleh manusia dari berbagai profesi. Dalam bahasa yang sederhana, 9 dari 10 orang kaya di dunia ini adalah seorang pengusaha. Ternyata, teori ini sejalan dengan realitas yang terjadi.

Jika Anda melihat daftar orang terkaya di dunia, Anda akan menemui bahwa lebih dari 90 persen dari deretan tersebut berasal dari dunia usaha. Bill Gates, Warren Buffett, Carlos Slim, Michael Dell  dan George Soros adalah orang-orang terkaya di dunia yang berprofesi sebagai pebisnis dan investor. Begitupun dengan daftar orang-orang terkaya di Indonesia yang lebih dari 90 persen didominasi oleh para pebisnis. Sungguh nikmat rasanya menjadi salah satu dari orang terkaya yang dengan mudahnya mendapatkan apapun yang diinginkan.

Jika memang menjadi pengusaha itu enak, sudah pasti setiap orang bermimpi untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Namun pertanyaannya, kenapa masih banyak orang yang ingin sekali hidup sukses dan bahagia namun merasa tidak siap menjadi seorang pengusaha?

Mereka ingin hidup sukses dan berlimpah harta, namun sangat takut saat ingin melangkah. Padahal mereka tahu berwirausaha akan mendatangkan potensi rezeki yang jauh lebih banyak dibanding profesi lainnya.

Ternyata jawabannya adalah, karena adanya faktor penghambat yang sudah mendarah daging yang ditanamkan sejak kecil dan tanpa disadari terbawa hingga dewasa. Pengalaman buruk itu membuat mereka merasa tidak bisa menjadi seorang pengusaha. Padahal, menjadi pengusaha itu bukan tentang bisa atau tidak bisa, melainkan mau atau tidak mau. Saat Anda bertekad bulat ingin menjadi seorang pengusaha, maka tidak ada satupun yang dapat menghentikan keinginan Anda.

Ada dua faktor penghambat dalam berwirausaha, yang berasal dari keluarga dan sekolah. Dalam edisi kali ini saya akan membahas tentang faktor yang pertama, dan minggu depan saya akan membahas faktor yang kedua.

Keluarga adalah tempat terpenting sang anak untuk belajar tentang kehidupan. Didikan yang benar dari orang tua akan memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan sang anak di masa depan nanti. Orang tua harus dapat mengarahkan cita-cita sang anak dengan benar agar mereka bisa mengekspresikan kreativitas serta imajinasinya dengan baik.

Setiap orang tua biasanya akan bertanya kepada anaknya, “Nak, nanti kalau kamu sudah besar ingin jadi apa?” Biasanya sang anak spontan menjawab ingin menjadi astronot, arsitek, dokter, pilot, karyawan, dan berbagai profesi lainnya yang tidak ada sama sekali hubungannya dengan kewirausahaan. Orang tua pun senang dengan jawaban tersebut dan melanjutkan dengan perkataan, “Belajar yang rajin ya biar cita-cita kamu itu menjadi kenyataan.”

Saya pribadi sejak kecil tidak pernah mendengar ada anak yang bermimpi ingin menjadi seorang pemilik rumah sakit, pemilik pesawat terbang, atau pemilik perusahaan besar. Inilah yang akan terus tertanam dalam otak sang anak bahwa menjadi seorang pengusaha itu bukanlah sebuah pilihan karena mereka tidak pernah diperkenalkan dengan hal-hal tersebut sejak kecil.

Selain itu, banyak dari orang tua yang mengukur kesuksesan sang anak hanya dari hal-hal yang bersifat linier. Anak akan dipuji jika dia mendapat ranking 1 atau nilai rapornya 10. Apa yang dilakukan oleh orang tua ini bisa ‘membunuh’ kemampuan kreativitas dan imajinasi sang anak, karena secara tidak langsung mereka dipaksa untuk terus memaksimalkan otak kirinya tanpa memberikan ruang otak kanan untuk berkembang.

Hal lainnya yang sering dilakukan oleh orang tua adalah melarang anaknya melakukan sesuatu yang menjadi kesenangan mereka. “Jangan!” adalah kata yang paling sering diucapkan oleh orang tua kepada sang anak. Saat anak ingin naik sepeda, orang tua bilang “Jangan, nanti jatuh!” Saat anak ingin bermain pasir, orang tua bilang, “Jangan, nanti kotor!” Saat anak ingin mewarnai gajah dengan warna ungu, orang tua bilang, “Jangan, itu salah!” Dan berbagai larangan lainnya yang secara tidak langsung akan membatasi kreativitas otak kanan sang anak.

Akibatnya, mereka hanya akan melakukan kebiasaan yang sudah biasanya terjadi sama dengan apa yang dilakukan oleh anak-anak kebanyakan. Saat dewasa pun, sang anak akan mengikuti apa yang sudah terjadi di masyarakat seperti mengantri untuk melamar pekerjaan di kantor-kantor, karena seperti itulah yang sudah dia lihat sejak kecil. Mereka akan beranggapan bahwa menjadi pengusaha itu tidak benar karena tidak pernah diperkenalkan sejak kecil.

Anggapan seperti inilah yang harus dihilangkan dan diganti dengan sebuah pemahaman bahwa menjadi seorang pengusaha adalah salah satu profesi yang baik dan dapat membawa kebaikan bagi diri dan juga lingkungan sekitar.

Sekian bagian pertama dari tulisan ini. Pembahasan selanjutnya akan saya tuliskan di edisi Youngpreneur Rabu depan.. Have a good day!



*Muhammad Assad,
adalah seorang pengusaha muda, pembicara internasional dan penulis buku-buku national bestseller. Assad lulus program S2 Islamic Finance dari Hamad bin Khalifa University, Qatar, dengan predikat summa cum-laude dan mendapat beasiswa penuh dari Emir Qatar, His Highness Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Thani.
Saat ini Assad aktif di bidang kewirausahaan, menjadi CEO Rayyan Capital, perusahaan pengelola keuangan dan investasi global; dan Chairman NFQ Group yang fokus membuat program-program inspiratif dan edukatif di bidang kepemudaan. Pada tahun 2012 Assad mendapat penghargaan “The Most 100 Promising Indonesian Young Entrepreneur” versi Majalah SWA. Assad juga seorang penulis best seller. Sejak tahun 2011 telah mengeluarkan 6 buku: Notes From Qatar 1, Notes From Qatar 2, Notes From Qatar 3, Sedekah Super Stories, Good Morning Qatar, dan 99 Hijab Stories.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

PT PELNI Buka Lowongan Kerja hingga 16 Mei 2024, Usia 58 Tahun Bisa Daftar

Work Smart
Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Bapanas Siapkan Revisi Perpres Bantuan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Esktrem

Whats New
Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Banjir Landa Konawe Utara, 150 Lahan Pertanian Gagal Panen

Whats New
Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com