Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Baru 26 Persen Perusahaan di Indonesia Lakukan "Hedging" Valuta Asing

Kompas.com - 10/04/2015, 16:01 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, ada risiko dari kenaikkan suku bunga The Fed dalam beberapa tahun ke depan. Sehingga hedging penting dilakukan.

"Bahwa saat ini ada risiko The Fed masih 0,25 persen, akhir tahun 0,625 persen, bahaya lagi akhir 2016 prakiraan 1,62 persen. Kondisi ini akan menguatkan ekonomi di AS dan menyebabkan kepanikan untuk menaruh dana di AS," jelas Agus.

Wakil Ketua Umum Otoritas Jasa Keuangan, Rahmat Waluyanto mengimbau semua Badan Usaha Milik Negara untuk tidak ragu lagi menggunakan fasilitas transaksi lindung nilai atau hedging.

Menurut dia, saat ini, pemerintah sudah menyediakan aturan main yang jelas untuk penggunaan fasilitas ini, sehingga tidak dianggap lagi sebagai kerugian negara.

"Upaya transaksi lindung nilai telah menjadi concern kami. Tapi beberapa kalangan BUMN masih takut hedging, karena takut dianggap sebagai kerugian negara," kata Rahmat dalam acara penandatanganan fasilitas lindung nilai antara PLN dengan tiga bank BUMN Jumat, (10/4/2015).

Rahmat menambahkan, payung hukum fasilitas lindung nilai (hedging) sudah diperkuat dengan adanya peraturan atau Standart Operating Procedure (SOP) khusus untuk hedging. Menurut dia, SOP tersebut sudah dikoordinasikan dengan sejumlah stakeholder.

"Sudah ada SOP untuk hedging, sebagai standar minimum bagi BUMN. Kemudian SOP ini menjadi acuan jelas bagi penegak hukum dan auditor, dan OJK," kata Rahmat.

Agus Martowardojo menyatakan mengatakan transaksi lindung nilai tidak akan dianggap kerugian negara jika terdapat konsekuensi biaya dan sepanjang transaksi dilakukan dengan konsisten, konsekuen dan akuntabel.

"Dalam rapat koordinasi 19 Juni 2014, dicapai kesepahaman dalam transaksi lindung nilai terdapat konsekuensi biaya. Sepanjang konsisten, konsekuen, dan akuntabel sesuai peraturan perundang-undanga, maka biaya tersebut bukan merupakan kerugian negara," jelas Agus.

Menurut Agus, saat ini baru sekitar 26,5 persen pelaku usaha di Indonesia yang melakukan hedging. "Sisanya 26, 5 persen non-hedging dengan pendapatan ekspor valas, 17,5 miliar dollar AS dan 47 persen pendapatan dalam rupiah itu 16,5 miliar dollar AS," jelas Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com