Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indeks Nasdaq Pecahkan Rekor 15 Tahun

Kompas.com - 24/04/2015, 07:00 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com- Indikator acuan Wall Street untuk saham-saham tekonolgi, indeks komposit Nasdaq memecahkan rekornya yang telah berusia 15 tahun pada perdagangan Kamis (23/4/2015) waktu setempat (Jumat pagi WIB), menembus level tertinggi yang terjadi di puncak dot-com pada 2000.
 
Indeks komposit Nasdaq bertambah 0,42 persen (20,89 poin) menjadi ditutup pada 5.056,06. Posisi ini, merupakan level tertinggi pasca kejatuhan saham-saham dot com tahun 2000 lalu. Saat itu Nasdaq kehilangan hampir 4.000 poin dari level tertingginya 5.048,62 pada 10 Maret 2000.
 
Sementara indeks Dow Jones Industrial Average naik 20,42 poin (0,11 persen) ditutup pada 18.058,69.
 
Adapun indeks S&P 500 bertambah 4,97 poin (0,24 persen) menjadi 2.112,93. Aksi jual pada jam-jam terakhir mencegah S&P 500 dari melampaui rekor tertinggi sebelumnya enam minggu lalu, tetapi pasar secara keseluruhan menghabiskan sesi di wilayah positif.
 
"Kami akhirnya mengambil wilayah resistance setelah berminggu-minggu menunggu penerobosan Nasdaq," kata Peter Cardillo di Rockwell Global Capital.
 
Di antara nama-nama utama dalam Nasdaq, Apple naik 0,8 persen, Google naik 1,4 persen dan Biogen bertambah 1,6 persen.
 
Tetapi Facebook turun 2,6 persen karena laba bersihnya pada kuartal pertama jatuh 20 persen menjadi 509 juta dollar AS, di tengah kenaikan besar dalam pengeluaran untuk penelitian dan kompensasi berbasis saham.
 
Texas Instruments, anggota Nasdaq lainnya, jatuh 6,8 persen setelah memproyeksikan laba bersih kuartal kedua 60-70 sen per saham, di bawah 73 sen yang diperkirakan oleh para analis.
 
General Motors turun 3,3 persen setelah laba kuartal pertamanya 86 sen per saham gagal menjawab perkiraan para analis 97 sen. Perusahaan mengambil biaya 400 juta dolar AS untuk merestrukturisasi operasinya di Rusia.
 
Anggota Dow, Procter & Gamble, turun 1,8 persen karena laba bersih kuartal fiskal ketiganya turun 17,5 persen menjadi 2,2 miliar dollar AS, sebagian akibat dollar yang kuat. (Ant/AFP)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Rupiah Diramal Jatuh ke Rp 16.800 Per Dollar AS, Akankah BI Naikkah Suku Bunga?

Whats New
Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Peluang Perawat Indonesia Bekerja di Belanda Terbuka Lebar

Work Smart
Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Pertamina dan PLN Masuk 10 Besar Perusahaan Energi Terbesar Asia Tenggara 2024 Versi Fortune

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja hingga 30 Juni 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Cerita Tiarsih Bangun Kampung Rosella, Tingkatkan Ekonomi dari Komoditas Daerah

Smartpreneur
HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

HUMI Bakal Bagikan Dividen Rp 18,04 Miliar

Whats New
Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Boeing Angkat Mantan Diplomat Australia Jadi Presiden Asia Tenggara

Whats New
Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Holding BUMN Danareksa Bagi-bagi 212 Hewan Kurban ke 16.000 KK

Whats New
Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Prudential Gandeng Mandiri Investasi, Luncurkan Subdana untuk Nasabah Standard Chartered

Earn Smart
Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Pertamina Peringkat Ketiga Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara Versi Fortune 500

Whats New
Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Marak PHK di Industri Tekstil, Asosiasi: Ribuan Pekerja Belum Terima Pesangon

Whats New
Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Daya Saing Indonesia Terbaik ke-27 Dunia, Ungguli Jepang dan Malaysia

Whats New
10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

10 Raja Terkaya di Dunia, Raja Inggris Tak Masuk Daftar

Earn Smart
BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

BPR Perlu Percepatan Digitalisasi untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Apakah Indonesia Mampu Ciptakan “Kemandirian Beras”?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com