Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkat Tugas Kuliah, Kini Wulan Punya Puluhan Karyawan

Kompas.com - 13/05/2015, 22:47 WIB


KOMPAS.com -
Apa yang Anda lakukan bila merasa salah jurusan ketika kuliah? Berhenti kuliah atau sekadar lulus karena terlanjur memulai? Pengalaman Tsummadana Wulan Setyoningrum bisa jadi contoh positif bagi anak muda. Sejatinya, perempuan yang akrab disapa Wulan ini bercita-cita jadi dokter. Lantaran terhambat biaya kuliah, dia mengambil jurusan Teknik Informatika di Universitas Dian Nuswantoro (Udinus), Semarang.

Meski mengaku kecewa, Wulan tak lantas berhenti kuliah. Justru sebagai bentuk pengabdian pada orangtua, ia menyelesaikan kuliah dengan prestasi cumlaude. Menurut Wulan, ia terselamatkan oleh mata kuliah Kewirausahaan. Saat itu, dosennya memberi tugas merintis usaha tanpa modal.

Tugas itu membuat semangat kuliahnya membuncah. “Karena saya bisa jualan, jadi itu yang saya pilih,” kata dia. Wulan pun mulai menjual baju muslimah.

Awalnya pada 2009, Wulan menjual baju bekas layak pakai miliknya di pasar. Melihat barangnya laku, ia kian semangat menjual baju muslim. Ia pun bekerjasama dengan tiga merek baju muslim. “Saya buka sistem pre-order. Pembeli membayar uang muka sehingga saya tak perlu modal ketika memesan baju,” ujarnya.

Di samping itu, Wulan pernah bergabung dalam bisnis multilevel marketing (MLM) baju muslimah di Semarang selama dua tahun. Wulan mengaku mendapat banyak pelajaran bisnis dari MLM tersebut. “Apa yang saya dapatkan selama MLM saya terapkan di bisnis sendiri,” ungkap dia.

Lantaran kebanjiran permintaan, Wulan akhirnya ikut memproduksi baju muslim sendiri dengan merek Miulan Hijab. Pasalnya, pemasok yang bekerjasama dengannya tak sanggup lagi memenuhi permintaan tersebut. “Saya melihat itu sebagai peluang karena supplier sudah angkat tangan,” cetusnya.

Selain itu, Wulan ingin menciptakan lapangan kerja untuk anak muda yang tinggal dekat rumahnya, kawasan Ngemplak, Simongan, Semarang. Untuk memenuhi permintaan, ia tetap bekerjasama dengan pemasok. Waktu itu, omzetnya sekitar Rp 20 juta per bulan.

Kini, Wulan memproduksi berbagai baju muslim, terutama kerudung dan gamis. Harga produknya berkisar dari Rp 40.000–Rp 400.000 per potong. Saban bulan, perempuan kelahiran Semarang, 23 Desember 1990, ini bisa memproduksi lebih dari 10.000 potong kerudung dan 2.000 gamis.

Tak berhenti pada baju muslim, sejak tahun lalu, Wulan mulai membuat boneka muslimah. Boneka ini ia banderol seharga Rp 95.000–Rp 155.000 per buah.  Meski tergolong produk baru, ia bisa menjual hingga 1.000 boneka per bulan.

Berdayakan masyarakat

Sejak awal memasarkan produk Miulan Hijab, Wulan menggunakan sistem reseller. Ia belajar dari bisnis MLM yang sempat ia ikuti. Namun, ia menolak usahanya sebagai usaha MLM. “Saya mendorong distributor untuk berjualan, bukan sekadar cari agen sebagai downline,” tegasnya.

Untuk tiap kota, ia hanya membolehkan seorang distributor untuk menghindari persaingan tak sehat. Ia juga menekankan agar distributor tak berlaku nakal dengan banting harga. Bagi distributor, ia menetapkan potongan harga 30 persen. Sementara itu, diskon produk untuk agen ditentukan oleh distributor. Wulan juga memberi target penjualan pada masing-masing distributor.

Wulan menyadari bahwa penjualan baju muslim di dalam negeri bersaing ketat. Di situlah, dia menekankan pentingnya inovasi dan branding. Tiap bulan, ia menelurkan desain model baju muslim terbaru.

Karena tak punya latar belakang desainer, Wulan rajin melihat referensi desain baju muslim di internet. Awalnya, ia mempercayakan desain pada ibunya yang memang hobi menjahit. Sekarang, ia sudah punya tim desain yang dipercayai untuk memperbarui model produk Miulan Hijab. Akan tetapi, sentuhan akhir, terutama pada bagian warna, tetap berada di tangan Wulan.

Wulan cenderung memilih warna cerah untuk produk Miulan Hijab. Ini disesuaikan dengan target pasarnya, yakni perempuan mulai 17 tahun sampai ibu muda berusia 35 tahun. “Warna cerah menunjukkan bahwa konsumen Miulan Hijab adalah orang-orang yang penuh semangat,” tutur sulung dari empat bersaudara ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Bangun Pemahaman Kripto di Tanah Air, Aspakrindo dan ABI Gelar Bulan Literasi Kripto 2024

Rilis
Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com