Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Bisnis Non-Hankam, Pindad Siap Produksi Ekskavator Dalam Negeri

Kompas.com - 28/06/2015, 14:05 WIB
Estu Suryowati

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com – Perusahaan pembuat ekskavator dan alat berat, seperti Caterpillar, Komatsu, Kobelco, Hitachi, dan Doosan, harus siap-siap berbagi lebih banyak 'kue' dari pangsa pasar alat berat di Indonesia. Sebab, dalam waktu dekat PT Pindad (Persero) juga akan meluncurkan Excava 200 yang dibanderol dengan kisaran harga 90.000 – 110.000 dollar AS per unit.

Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim menjelaskan, perusahaan alutsista tersebut kian mengembangkan bisnis non-pertahanan dan keamanan, sebagaimana arahan dari Presiden Joko Widodo. Pada 12 Januari 2015, Presiden Jokowi dan jajaran berkunjung ke pabrik Pindad, dan meminta perseroan pelat merah itu untuk meningkatkan porsi bisnis non-alutsista menjadi 25 persen.

Setelah melihat peluang pasar dan kebutuhan untuk pembangunan infrastruktur, Pindad memutuskan untuk melakukan diversifikasi produk, salah satunya dengan membuat ekskavator. Namun, Silmy memastikan pula bahwa pilihan ini bukan tanpa dasar kompetensi dari Pindad.

“Kompetensi kita di hidrolik. Kita bisa bikin crane. Kita sudah bisa membuat Anoa, tank, kurang lebih sama. Kemudian roda rantai, juga sama, malah lebih gampang. Saya tanya (ke karyawan), gampangan mana bikin tank sama ekskavator? (Mereka bilang) Gampang ekskavator. (Saya bilang) Ya sudah bikin,” cerita Silmy saat Menteri BUMN Rini Soemarno dan rombongan wartawan berkunjung ke pabrik Pindad, Bandung, Sabtu (27/6/2015).

Gayung pun bersambut, Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono memberikan dukungan kepada Pindad untuk mengembangkan produk ekskavator. Pindad diminta memproduksi 100 unit ekskavator dalam satu tahun. Tak sabar, Basuki pun ingin melihat prototipe ekskavator tersebut pada Juni 2015.

“Ini Menteri PU dan Pera yang minta. Kita sudah kerja siang-malam untuk bisa menghasilkan ekskavator tersebut. Akhirnya, selesai 10 Juni kemarin. Kemudian, uji sertifikasi pada September-Oktober, dan 2016 langsung produksi,” ucap Silmy.

Silmy menerangkan, pasar alat berat di Indonesia masih sangat didominasi pemain luar. Padahal, potensinya pada tahun 2012 saja mencapai 7927 unit. Silmy berharap, Exvaca 200 bisa mencaplok 10 persen dari 'kue' di pangsa pasar tersebut, atau sekitar 790 unit selama lima tahun ke depan.

Dalam kesempatan yang juga dihadiri sejumlah direksi BUMN Karya itu, Silmy berharap, BUMN bisa mengambil 50 persen dari 790 unit itu. Demikian pula dengan Kementerian PU-Pera yang diharapkan bisa memesan minimal 300 unit.

Excava 200 didominasi warna merah dan putih yang melambangkan bendera Indonesia. “Ekskavator ini akan diluncurkan 17 Agustus, dan menjadi hadiah bagi Indonesia, bahwa kita ikut membangun pembangunan bangsa Indonesia ke depan, membangun infrastruktur,” ujar Silmy.

Subtitusi impor

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M Soemarno menyampaikan rasa bangga pada Pindad yang telah bisa membuat ekskavator. Hal itu menunjukkan bahwa Pindad yang notebene perusahaan di industri strategis pertahanan, bisa melakukan pengembangan sumber daya manusia.

“Dasar industri strategis pertahanan ini kemampuan teknologinya bisa digunakan untuk macam-macam industri. Ke depan harus lebih ke komersial, karena kalau hanya di pertahanan saja maka kemampuan research and development akan rendah, karena ordernya tidak tinggi,” ucap Rini.

Rini menegaskan, dikembangkannya produk non-alutsista oleh Pindad ini bertujuan untuk mengalihkan penggunaan produk luar negeri dengan produk dalam negeri atau import substitution.

Kendati saat ini mesin yang digunakan dalam Excava 200 masih buatan luar negeri, namun ke depan diharapkan jika skala ekonominya memenuhi, mesinnya pun harus berasal dari dalam negeri.

“Tentunya harapan kita, setelah import substitution, kita bisa mengekspor,” ujar Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com