Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Nilai Kurs Valuta Asing Naik?

Kompas.com - 12/07/2015, 22:45 WIB

Bagi pengusaha yang melakukan ekspor, nilai kurs bisa membuat kenaikan pada pendapatan. Jika bahan baku pengusaha ekspor juga dari bahan impor, nilai kurs bukan menjadi keuntungan tetapi sama juga, terkecuali pengusaha tersebut telah melakukan lindung nilai terhadap nilai kurs yang akan dipakai untuk masa mendatang.

Faktor sosial-politik

Kenaikan nilai kurs bisa juga disebabkan bukan oleh kedua faktor tersebut, melainkan oleh faktor sosial dan politik yang terjadi di negara tersebut. Artinya, faktor inflasi dan tingkat bunga tidak berubah tetap terjadi pada besaran yang sama dari tahun sebelumnya tetapi terjadi kenaikan nilai kurs valuta asing.

Oleh karena itu, faktor sosial dan politik menjadi faktor yang sangat besar berpengaruh atas adanya kenaikan nilai kurs valuta asing tersebut. Pertikaian elite politik juga memberi kontribusi terhadap perekonomian. Keberadaan kepemimpinan partai bukan karena adanya keluarga yang berkuasa, melainkan berbagai pihak yang bersatu untuk menguasai partai.

Semua pihak sadar bahwa KKN terbesar ada di suatu partai akan terbawa ke pemerintahan. Persoalan-persoalan ini menimbulkan ketidakpercayaan berbagai pihak, baik lokal maupun pihak luar negeri. Jika diartikan dalam bahasa Inggris, trust yang sedang menjadi persoalan pada percaturan sosial dan politik di Indonesia saat ini mengakibatkan perekonomian mengalami masalah sampai asing juga berpersepsi sama dengan pernyataan tersebut.

Dari kenaikan nilai kurs yang sampai sekitar Rp 13.300, maka pertanyaan yang muncul siapa yang menikmati kenaikan atau fluktuasi nilai kurs tersebut. Pertama-tama pasti semua pihak menyatakan bahwa pihak pemain valuta asing yang mengalami keuntungan atas pergerakan valuta asing tersebut. Banyak pihak yang merasa dirugikan atas fluktuasi nilai kurs valuta asing akan melihat ekonomi tidak akan mengalami perubahan.

Pihak lembaga keuangan mengalami keuntungan atas adanya fluktuasi valuta asing. Hal ini bisa diperhatikan dari laporan keuangan yang diterbitkan Bank Indonesia pada tahun 2013 dan 2014. Bank Indonesia mencatat keuntungan atas transaksi valuta asing sebesar Rp 33,6 triliun untuk tahun 2013 dan keuntungan sebesar Rp 51,97 triliun untuk 2014.

Penulis berpandangan nilai kurs ini akan naik karena persepsi atau trust dan keinginan BI untuk mendapatkan keuntungan dari fluktuasi nilai valuta asing tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

OJK: Sektor Jasa Keuangan Nasional Stabil

Whats New
Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Sentimen Konsumen di AS Melemah Imbas Inflasi dan Tingkat Bunga Tinggi

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Pengusaha: Pabrik Ada di Daerah dengan UMK Tinggi..

Whats New
OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit 'Double Digit'

OJK Sebut Perbankan Masih Optimistis Cetak Pertumbuhan Kredit "Double Digit"

Whats New
9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

9 Tips untuk Menjadi Kandidat yang Disukai dalam Wawancara Kerja

Work Smart
Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Blak-blakan Emiten Prajogo Pangestu BREN soal Harga Saham yang Terus Menanjak

Whats New
Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Banyak BPR Tutup, OJK: Tidak Mungkin Kami Selamatkan...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com