Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Daging Masih Tinggi, Pedagang Bersiap Mogok Jualan

Kompas.com - 07/08/2015, 11:43 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com —
Sudah seperti ritual tiap tahun bahwa menjelang Lebaran, harga daging sapi mengalami kenaikan. Namun, setelah Lebaran, harga tersebut biasanya akan turun dan kembali normal.

Namun, kondisi tahun ini agak berbeda dari tahun sebelumnya. Dua pekan setelah Lebaran, harga daging sapi masih tinggi. Berdasarkan pantauan Kontan di pasar tradisional di Pasar Minggu, Jakarta, harga daging sapi rata-rata Rp 120.000 per kilogram (kg). Harga ini di atas batas normal Rp 95.000-Rp 100.000 per kg.

Pemicu harga daging sapi yang urung turun ini adalah penurunan pasokan daging sapi dari peternak dan penjual daging sapi yang mulai menurun. Alhasil, stok sapi di pasaran makin menipis dan para pedagang daging sapi mengancam mogok berjualan.

Asnawi, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI), membenarkan bahwa ada isu pedagang akan mogok berjualan pada akhir pekan ini. Namun, dia enggan menjelaskan hal itu lebih lanjut karena masih melakukan rapat dengan sejumlah asosiasi pedagang lainnya. "Kami masih rapat dengan asosiasi pedagang lain," ujarnya, Kamis (6/8/2015).

Daru Setiono, pedagang daging sapi di Pasar Kramatjati, Jakarta, mengatakan bahwa dalam beberapa pekan terakhir, kuota daging sapi yang dibeli mulai berkurang. Akibatnya, harga daging tetap tinggi, yakni Rp 115.000-Rp 130.000 per kg, meski Lebaran sudah lewat.

Dia mengatakan, para pedagang adalah pihak yang langsung merasakan kerugian akibat berkurangnya pasokan daging sapi. "Kalau mogok berdagang, itu sudah ramai dibicarakan di sini. Kalau memang harus mogok, ya kami ikut saja," ujarnya.

Menurut dia, akibat berkurangnya pasokan daging, banyak pelanggannya yang mengeluh.

Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya (KDSJR) juga mengatakan, isu mogoknya para pedagang sapi mencuat setelah para pedagang kesulitan mendapatkan bahan baku sapi untuk dijual. "Jadi, para pedagang sebenarnya meminta pemerintah segera mengadakan evaluasi komprehensif sejauh mana ketersediaan pasokan sapi kita," ujar Sarman.

Izin impor sapi bakalan untuk kuartal-III 2015 yang hanya sebesar 50.000 ekor memicu terjadinya kelangkaan di pasar, apalagi hampir sebagian besar sapi yang diimpor pada kuartal-II 2015 sudah dikeluarkan untuk kebutuhan puasa dan Lebaran.

Dengan kelangkaan ini, pedagang sapi kebingungan untuk memasok daging sapi kepada konsumen, khususnya hotel, restoran, dan rumah makan.

Dia pun menuding, pasokan daging sapi ke pasar cenderung ditahan untuk dijual saat Idul Adha karena harga jual akan lebih tinggi. (Adisti Dini Indreswari, Noverius Laoli)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com