Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mujiati Tak Cemas oleh Pisang Kepok

Kompas.com - 01/09/2015, 06:17 WIB

KOMPAS.com - Wajah Mujiati terlihat sumringah saat bercerita tentang buah pisang. Padahal, saat itu, Kamis (27/8/2015), panas terik menyengat di kawasan alun-alun Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Ibu kota Banyuasin yang memiliki semboyan "Betuah", kependekan dari Bersih, Tulus, Amanah, tengah menjadi tuan rumah Pameran Potensi Desa 2015 sejak hari itu hingga Minggu (30/8/2015). Pameran tersebut diresmikan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Transmigrasi Marwan Jafar dan Bupati Banyuasin Yan Anton Ferdian.

Bagi Mujiati, kemudian, buah pisang khusus pisang kepok, adalah harapannya bersama juga anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Raye. Pada pameran itu, Mujiati, perempuan kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, itu mengaku terus terang bahwa buah pisang yang dijadikan penganan keripik adalah andalannya. "Keripik pisang adalah andalan saya," tuturnya.

Bukan dalam waktu singkat bagi Mujiati untuk "jatuh cinta" pada pisang kepok. Pasalnya, usaha kecilnya dimulai sejak 2003. "Awalnya, saya cuma iseng," kata Mujiati.

Josephus Primus Produk-produk buatan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Raye dari Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Selain keripik bayam, produk unggulan Gapoktan Raye antara lain peyek kacang, es jagung, es ubi ungu, keripik singkong, dan es jelly.

Saat memulai usaha, Mujiati cuma bermodalkan uang Rp 300.000. Uang sebanyak itu digunakan untuk membeli buah pisang. "Saya membeli dari petani pisang," kata perempuan yang sempat menjadi penjual sayur-mayur di Pasar Pangkalan Balai itu.

Membeli pisang dari petani, aku Mujiati, adalah upaya strategisnya mendapatkan bahan baku lebih murah. Lagi pula, di Kecamatan Pangkalan Balai, tempatnya tinggal, ada beberapa kelurahan seperti Pangkalan Balai, Air Kuning, dan Mulya Agung adalah penghasil pisang. "Kalau beli dari petani kan saya bisa dapat harga Rp 40.000 setandan," kata ibu lima anak tersebut.

Jadilah, dengan strategi itu, Mujiati yang pada 20 November nanti berusia 49 tahun itu, bisa memproduksi sekitar 500 bungkus kecil keripik pisang per minggu. Sementara, untuk jangka waktu sama, Mujiati mampu memproduksi 50 bungkus keripik pisang ukuran besar.

Kemudian, bersama anggota Gapoktan Raye, Mujiati menitipkan produk keripik pisang mulai dari pasar, kantin sekolah, kantin kantor dinas kesehatan, dan kantin perkantoran Kabupaten Banyuasin. "Rata-rata saya mendapatkan hasil Rp 1 juta seminggu," kata Mujiati yang rajin mengikuti pelatihan usaha kecil menengah (UKM) mulai dari Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Koperindag) Banyuasin, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, dan sebagainya.

Di tengah musim kemarau panjang lantaran gelombang panas El Nino yang melanda Indonesia, termasuk Banyuasin, Mujiati mengaku tak cemas dengan buah pisang kepok. "Sampai sekarang saya enggak kesulitan mendapat pisang," katanya sembari tersenyum.

Mujiati mengaku punya harapan agar usahanya berkembang, tak hanya di Pangkalan Balai. Ia ingin agar pisang keripiknya bisa juga dijual di Palembang, ibu kota Provinsi Sumsel. "Saya perlu modal banyak. Ya, sekitar Rp 15 juta," demikian Mujiati.

Catatan dari laman bappeda.banyuasinkab.go.id pada Senin (31/8/2015) menunjukkan luas panen pisang di Kabupaten Banyuasin mencapai lebih dari 107 hektar. Produksinya mencapai 6,8 ton. Selain Pangkalan Balai, Kecamatan Betung juga menjadi penghasil pisang di Kabupaten Banyuasin.

Josephus Primus Logo Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Banyuasin adalah pemekaran dari Kabupaten Musi Banyuasin berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 6/2002. Sebagian besar wilayah Kabupaten Banyuasin adalah dataran rendah di hilir Sungai Musi dan Sungai Banyuasin. Hingga saat ini, Agustus 2015, terdapat 19 kecamatan dan 304 desa/kelurahan di Kabupaten Banyuasin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com