Meski tidak diizinkan, MRIS tetap ingin membangun bandara yang disebut-sebut menjadi penopang Bandara Internasional Soekarno-Hatta. "Tetap investasi, masih, biarin aja, memangnya negara punya Pak Jonan. Bilangin aja, kata Pak Ishak, memangnya negara ini punya Pak Jonan sendiri," ujar Direktur Utama PT MRIS Ishak saat dihubungi wartawan, Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Dia menuding, Jonan adalah orang di balik persoalan izin pembangunan bandara di Lebak tersebut. Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kata dia, setuju dengan pembangunan bandara itu, tetapi terhalang oleh Jonan.
Menurut Ishak, alasan Jonan yang menyebut bandara Lebak tak memenuhi kelayakan ruang udara (airspace) adalah kekeliruan. Bahkan, dia menyebut Menhub tak paham cara hitung-hitungan ruang udara.
"Pak Menteri-nya kali enggak tahu cara-cara hitung tata ruang udara. Benturan apanya? Halim (bandara) sama Cengkareng memang sudah dari dulu tabrakan (airspace-nya), enggak ada hubungan. Kan ada kontrol udara untuk landing," kata dia.
"Kalau enggak mau (kasih izin), sampai botak juga enggak bisa. Negara ini enggak maju-maju. Kamu pergi ke Inggris saja, jarak 20 kilometer ada airport. Jadi, itu bohong semua kalau soal ruang tata udara. Dia-nya (Jonan) saja yang enggak mau (beri izin)," ucap Ishak.
Kemenhub sejauh ini masih belum yakin dengan kajian rencana proyek pembangunan bandara di Lebak, Banten. Kemenhub beralasan, kajian bandara tersebut belum memenuhi aspek safety atau keselamatan karena persoalan ruang udara.
Menurut Kemenhub, meski konsep bandara Lebak merupakan multiple airport, atau perpaduan bandara baru dengan yang lama, bandara tersebut harus memenuhi persyaratan dari sisi airspace. Pasalnya, di wilayah Lebak ada beberapa airspace dari bandara lain, yaitu Bandara Pondok Cabe, Curug (Budiarto), Halim Perdanakusuma, Rumpin, dan Soekarno-Hatta.
PT MRIS merupakan perusahaan mitra Lion Group yang berminat membangun bandara di Lebak, Banten. Kedua perusahaan itu sudah berbagi tugas untuk merealisasikan pembangunan bandara sebagai alternatif Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang saat ini sudah sangat padat.
Pembagian tugas itu meliputi pengurusan perizinan di daerah, termasuk pembebasan lahan dan pembangunan bandara oleh PT MRIS. Sementara itu, Lion Group mengurus perizinan ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
baca update: "Kasihan Pak Rusdi Kirana Diberi Harapan Palsu oleh Bawahannya..."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.