Dari jumlah itu sebanyak 789.000 ton atau setara 21 persen dipenuhi dari dalam negeri, sementara sisanya sebesar 3 juta ton harum diimpor dalam bentuk Skim Milk Powder, Anhydrous Milk Fat, dan Butter Milk Powder dari berbagai negara.
Sejauh ini, Indonesia mengimpor bahan baku susu dari Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa. Kondisi ini merupakan tantangan bagi industri dalam negeri, khususnya industri peternakan sapi perah untuk meningkatkan produksi dan mutu susu segera. Sehingga secara bertahap kebutuhan bahan baku susu untuk industri dapat ditingkatkan.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan pertumbuhan sektor industri pengolahan susu pada tahun 2014 sebesar 14 persen, meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 12 persen. Tingkat Konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia saat ini rata-rata 12,10 liter per tahun setara susu segar.
Angka tersebut masih jauh di bawah konsumsi per kapita negara-negara ASEAN lainnya. Misalnya Malaysia 36,2 kg per kapita per tahun, Myanmar 26,7 kg per kapita per tahun, Thailand 22,2 kg per kapita per tahun dan Filipina 17,8 kg per kapita per tahun.
"Hal ini menunjukkan bahwa masih besar potensi pasar bagi industri pengolahan susu di Indonesia," ujarnya saat mengunjungi pabrik susu PT Sarihusada Generasi Mahardika di Desa Kemudo Klaten Jawa Tengah, Kamis (17/9/2015). (Noverius Laoli)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.