Sebuah bencana alam, lanjut Marwan, harus dipahami dari dua sudut pandang, yakni karena murni bencana alam atau akibat ulah manusia. “Tapi pada umumnya bencana itu akibat ulah manusia yang suka merusak lingkungan, membakar hutan dan sebagainya. Ini harus ditindak. Memang ada juga bencana yang terjadi secara alami, namun akibatnya sebenarnya bisa diantisipasi jika kita punya sistem kesiagaan yang baik dalam perlindungan terhadap bencana,” ujar Marwan.
Marwan menegaskan bahwa desa-desa adalah benteng terkuat dalam menekan dampak buruk bencana alam. Jika masyarakat desa disiplin menjaga lingkungan dan punya sistem tanggap darurat yang baik, seberapa pun bencana itu datang, akibatnya masih bisa ditekan dan dikendalikan.
Menurut Marwan, Kementerian Desa mempersilakan dana desa digunakan untuk menanggulangi bencana berupa membangun infrastruktur sekala desa yang rusak. Namun demikian, secara khusus, daerah rawan bencana, pasca-konflik, dan daerah rawan pangan adalah bagian dari tugas kerja Kementerian Desa. Khususnya, Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.